Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Trikora: Pengertian, Latar Belakang, Tujuan, Isi, Tokoh dan Dampak Trikora

 


Pengertian TRIKORA

TRIKORA sendiri merupakan sebuah peristiwa konflik yang terjadi selama 2 tahun dalam rangka menguasai wilayah Papua Barat dan menggabungkannya kedalam pelukan Ibu Pertiwi.Pemerintah Indonesia kala itu mengupayakan dengan berbagai cara agar Papua Barat bisa kembali menjadi bagian dari Negara Indonesia.Upaya konfrontasi pada berbagai bidang pun terus dilakukan oleh Indonesia, bahkan upaya secara militer. Tidak hanya upaya konfrontasi, Indonesia pun berupaya dengan mencari dukungan dari negara-negara lain.Hingga kemudian Belanda pun membentuk suatu dewan yang dikenal dengan dewan Papua.

 

 Baca Juga: Ras Negroid Meliputi Pengertian, Asal-Usul, Penyebaran, Ciri, Budaya, dan Contohnya

 

 Latar Belakang Peristiwa TRIKORA

Hal paling mendasar yang menjadi latar belakang terjadinya konflik TRIKORA ini adalah karena Belanda menolak menyerahkan kemerdekaan atas Papua Barat.Padahal setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia di tanggal 17 Agustus 1945, seharusnya semua wilayah Indonesia juga turut merdeka, termasuk Papua Barat.

Sayangnya, pada saat itu, Belanda masih menganggap Papua Barat adalah wilayah yang berada di bawah pemerintahan Kerajaan Belanda.Pihak Belanda pun segera menyiapkan Papua Barat untuk menjadi negara merdeka, hingga paling lambat di tahun 1970.Tentu saja pemerintah Indonesia menolak untuk melihat papua Barat dijadikan negara boneka Belanda. Hal inilah yang membuat wilayah Papua Barat menjadi diperebutkan oleh kedua negara tersebut.

Berbagai upaya dilakukan kedua pihak untuk mencapai kesepakatan, mulai dari melakukan perjanjian pada konferensi meja bundar (KMB) hingga membawa masalah ini ke komunitas Internasional.

Menanggapi hal ini, PBB mengeluarkan Piagam pasal 73E yang mengamanatkan bahwa Papua punya hak untuk merdeka.Mendengar hal ini, Belanda langsung berstrategi dan mengundang Indonesia kedalam mahkamah Internasional untuk menyelesaikan permasalahan Papua.Namun undangan ke Mahkamah Internasional ini ditolak oleh Indonesia, sehingga Belanda kemudian justru melakukan percepatan pembangunan di Papua untuk meningkatkan pengaruh mereka serta kemampuan kemerdekaan Papua.

Caranya adalah dengan membuat Akademi Angkatan Laut dan serta akademi tentara Papua.Tidak tinggal diam, Indonesia juga mulai membentuk provinsi Irian Barat pada tanggal 17 Agustus tahun 1956 dengan Zainal Abidin Syah sebagai gubernur pertamanya.
 

 

Isi Pidato dan Tujuan Trikora

Mangil Martowidjojo melalui buku Kesaksian Tentang Bung Karno (1999:322) menggambarkan situasi ketika Bung Karno berpidato pada 19 Desember 1961 itu:

“Rapat raksasa ini dikunjungi ratusan ribu rakyat dari daerah Yogyakarta dan luar daerah Yogyakarta, sehingga Alun-Alun Utara di Yogyakarta menjadi lautan manusia.”

Pagi hari pukul 09.00 WIB, Sukarno menyampaikan tujuan Trikora untuk menggagalkan pembentukan negara boneka oleh belanda di Papua Barat.


Bung Karno juga menegaskan bahwa bendera Merah Putih harus berkibar di Irian Barat serta digelar mobilisasi umum untuk mengambil kembali Irian Barat dari kuasa Belanda.

Adapun isi Trikora seperti yang diserukan oleh Bung Karno adalah sebagai berikut:

  1. Gagalkan negara boneka Papua
  2. Kibarkan bendera Sang Saka Merah Putih di Papua
  3. Siapkan diri untuk mobilisasi umum

Pada 2 Januari 1962, Presiden Sukarno membentuk Komando Mandala dan menunjuk Mayor Jenderal Soeharto sebagai panglima.

Tugas kesatuan ini adalah untuk merencanakan, mempersiapkan, dan menggelar operasi militer untuk menggabungkan Irian Barat dengan Indonesia.

 

 

 Operasi Militer TRIKORA


Operasi militer trikora dimulai pada tahun 1962 dimana pemerintah Indonesia melancarkan operasi-operasi militer ke dalam wilayah Papua Barat.Disini, semua elemen angkatan perang RI mulai dari Angatan Udara, Angkatan Laut, hingga Angkatan darat dikerahkan.

Selain itu, terdapat pula beberapa pasukan khusus yang diterjunkan untuk menjalankan misi sabotase, penyusupan, dan intelejen. Pasukan tersebut antara lain adalah Pasukan Gerak Tjepat AURI, RPKAD TNI AD, serta Kopaska milik TNI AL.Kopaska disini menjadi ujung tombak serangan-serangan amfibi dari laut pasukan Indonesia. Salah satu operasi yang melibatkan pasukan ini adalah operasi militer bersandi Jayawijaya.Selain itu, Angkatan Perang Republik Indonesia (APRI) juga mengerahkan pesawat pembom strategis berat Tu-16 buatan Soviet untuk menggempur pertahanan Belanda di Papua serta menurunkan moral tentara lawan.Akhirnya, Belanda memilih jalur diplomasi dan melibatkan secara erat PBB dalam memediasi konflik Papua Barat.

 

Akhir dari konflik

Karena kekhawatiran bahwa pihak komunis akan mengambil keuntungan dalam konfik ini, Amerika Serikat mendesak Belanda untuk berunding dengan Indonesia. Karena usaha ini, tercapailah persetujuan New York pada tanggal 15 Agustus 1962. Pemerintah Australia yang awalnya mendukung kemerdekaan Papua, juga mengubah pendiriannya, dan mendukung penggabungan dengan Indonesia atas desakan AS.

Persetujuan New York

Pada tanggal 15 Agustus 1962, perundingan antara Indonesia dan Belanda dilaksanakan di Markas Besar PBB di New York. Pada perundingan itu, Indonesia diwakili oleh Soebandrio, dan Belanda diwakili oleh Jan Herman van Roijen dan C.W.A. Schurmann. Isi dari Persetujuan New York adalah:

  • Belanda akan menyerahkan pemerintahan Irian Barat kepada United Nations Temporary Executive Authority (UNTEA), yang didirikan oleh Sekretaris Jenderal PBB. UNTEA kemudian akan menyerahkan pemerintahan kepada Indonesia.
  • Bendera PBB akan dikibarkan selama masa peralihan.
  • Pengibaran bendera Indonesia dan Belanda akan diatur oleh perjanjian antara Sekretaris Jenderal PBB dan masing-masing pemerintah.
  • UNTEA akan membantu polisi Papua dalam menangani keamanan. Tentara Belanda dan Indonesia berada di bawah Sekjen PBB dalam masa peralihan.
  • Indonesia, dengan bantuan PBB, akan memberikan kesempatan bagi penduduk Irian Barat untuk mengambil keputusan secara bebas melalui
    1. musyawarah dengan perwakilan penduduk Irian Barat
    2. penetapan tanggal penentuan pendapat
    3. perumusan pertanyaan dalam penentuan pendapat mengenai kehendak penduduk Papua untuk
      • tetap bergabung dengan Indonesia; atau
      • memisahkan diri dari Indonesia
    4. hak semua penduduk dewasa, laki-laki dan perempuan, untuk ikut serta dalam penentuan pendapat yang akan diadakan sesuai dengan standar internasional
  • Penentuan pendapat akan diadakan sebelum akhir tahun 1969.

Pada tanggal 1 Mei 1963, UNTEA menyerahkan pemerintahan Irian Barat kepada Indonesia. Ibu kota Hollandia dinamai Kota Baru, dan pada 5 September 1963, Irian Barat dinyatakan sebagai "daerah karantina". Pemerintah Indonesia membubarkan Dewan Papua dan melarang bendera Papua dan lagu kebangsaan Papua. Keputusan ini ditentang oleh banyak pihak di Papua, dan melahirkan Organisasi Papua Merdeka (OPM) pada 1965. Untuk meredam gerakan ini, dilaporkan bahwa pemerintah Indonesia melakukan berbagai tindakan pembunuhan, penahanan, penyiksaan, dan pengeboman udara. Menurut Amnesty International, lebih dari 100.000 orang Papua telah tewas dalam kekerasan ini. OPM sendiri juga memiliki tentara dan telah melakukan berbagai tindakan kekerasan.

Penentuan Pendapat Rakyat

Pada tahun 1969, diselenggarakan Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) yang diatur oleh Jenderal Sarwo Edhi Wibowo. Menurut anggota OPM Moses Werror, beberapa minggu sebelum Pepera, angkatan bersenjata Indonesia menangkap para pemimpin rakyat Papua dan mencoba membujuk mereka dengan cara sogokan dan ancaman untuk memilih penggabungan dengan Indonesia.Pepera ini disaksikan oleh dua utusan PBB, tetapi mereka meninggalkan Papua setelah 200 suara (dari 1054) untuk integrasi. Hasil PEPERA adalah Papua bergabung dengan Indonesia, tetapi keputusan ini dicurigai oleh Organisasi Papua Merdeka dan berbagai pengamat independen lainnya. Walaupun demikian, Amerika Serikat, yang tidak ingin Indonesia bergabung dengan pihak komunis Uni Soviet, mendukung hasil ini, dan Irian Barat menjadi provinsi ke-26 Indonesia, dengan nama Irian Jaya.

Setelah penggabungan

Setelah Irian Barat digabungkan dengan Indonesia sebagai Irian Jaya, Indonesia mengambil posisi sebagai berikut:

  1. Irian Barat telah menjadi daerah Republik Indonesia sejak 17 Agustus 1945 namun masih dipegang oleh Belanda
  2. Belanda berjanji menyerahkan Irian Barat kepada Indonesia dalam Konferensi Meja Bundar
  3. penggabungan Irian Barat dengan Indonesia adalah tindakan merebut kembali daerah Indonesia yang dikuasai Belanda
  4. penggabungan Irian Barat dengan Indonesia adalah kehendak rakyat Papua.

Hal ini diajarkan di sekolah dan ditulis dalam buku teks sejarah nasional.Setelah Jenderal Soeharto menjadi Presiden Indonesia, Freeport Sulphur adalah perusahaan asing pertama yang diberi izin tambang dengan jangka waktu 30 tahun mulai dari tahun 1981 (walaupun tambang ini telah beroperasi sejak tahun 1972), dan kontrak ini diperpanjang pada tahun 1991 sampai tahun 2041. Setelah pembukaan tambang Grasberg pada tahun 1988, tambang ini menjadi tambang emas terbesar di dunia. Penduduk setempat dengan bantuan Organisasi Papua Merdeka memprotes berbagai tindakan pencemaran lingkungan hidup dan pelanggaran Hak Asasi Manusia yang dilakukan Freeport dan pemerintah Indonesia dengan berbagai cara, termasuk peledakan pipa gas dan penculikan beberapa pegawai Freeport dari Eropa dan Indonesia pada tahun 1996. Dalam kejadian ini, 2 tawanan dibunuh dan sisanya dibebaskan.
Pada tahun 1980-an, Indonesia memulai gerakan transmigrasi, di mana puluhan ribu orang dari pulau Jawa dan Sumatra dipindahkan ke provinsi Irian Jaya dalam jangka waktu 10 tahun. Penentang program ini mencurigai usaha Indonesia untuk mendominasi provinsi Irian Jaya dengan cara memasukkan pengaruh pemerintah pusat. Pada tahun 2000, presiden Abdurrahman Wahid memberi otonomi khusus kepada provinsi Papua untuk meredam usaha separatis. Provinsi ini kemudian dibagi dua menjadi provinsi: Papua dan Irian Jaya Barat (sekarang Papua Barat) melalui instruksi Presiden Megawati Soekarnoputri pada tahun 2001.

 

Tokoh Trikora

Berikut ini terdapat beberapa tokoh dari trikora, antara lain:

  1. Ir. Soekarno (yang membuat trikora saat rapat besar besaran di yogyakarta
  2. Soeharto (sebagai panglima komando mandala dimana trikora mulai konfrontasi total terhadap belanda lalu pemerintah memebentuk komando mandala pada bulan jan 1962).
  3. Laksamana pertama (komodor) Yos Sudarso dan komandan KRI macan tutul, kapten (laut) Kapten Wiratno (yang saat itu para belanda menyerang AL indonesia).

 

Dampak Trikora

Berikut ini terdapat beberapa dampak positif dari trikora, antara lain:

  • Papua bagian barat telah menjadi daerah Republik Indonesia sejak 17 Agustus 1945 namun masih dipegang oleh Belanda.
  • Belanda berjanji menyerahkan Papua bagian barat kepada Indonesia dalam Konferensi Meja Bundar.
  • penggabungan Papua bagian barat dengan Indonesia adalah tindakan merebut kembali daerah Indonesia yang dikuasai Belanda.
  • penggabungan Papua bagian barat dengan Indonesia adalah kehendak rakyat Papua.

 

Perjuangan Pembebasan Irian Barat

Berikut ini terdapat beberapa perjuangan pembebasan irian barat, antara lain:

1. Perjuangan Diplomasi

Antara lain:

  • Upaya Perundingan dgn Belanda

Menurut ketentuan KMB, masalah Barat ditunda penyelesaiannya setahun kemudian. Oleh karna itu, pd waktu berlangsung upacara pengakuan kedaulatan, wilayah Irian Barat tdk termasuk sbg daerah RIS.Berdasarkan keputusan KMB, Semestinya pd akhir thn 1950 sdh ad upaya Belanda utk mengembalikan Irian Barat ke Indonesia. Akan tetapi Belanda tampak ingin tetap mempertahankan Irian Barat.Oleh karma itu Indonesia berusaha mengembalikan Irian Barat melalui upaya diplomasi & berunding dgn Belanda secara langsung.Beberapa cabinet pd masa demokrasi liberal jg memiliki program pengembalian Irian Barat, sehingga setiap cabinet mencoba melakukan perundingan denggan Belanda, misalnya Kabinet Natsir, Sukiman, Ali Sastroamijoyo, Burhanuddin Harahap.

Pada masa kabinet Burhanuddin Harahap diadakan pertemuan antara Menteri Luar Negeri Indonesia Anak Agung dgn Menteri Luar Negeri Belanda Luns di Den Haag.

  • Upaya Diplomasi Melalui PBB

Sejak 1953, usaha melalui forum PBB dilakukan Indonesia. Oleh Indonesia, masalah Irian Barat setiap thn diusulkan utk dibahas dlm Sidang Umum PBB. Namun itu tetap tdk berhasil sampai dgn Desember 1957, karna dalam pemungutan suara, pendukung Indonesia tdk mencapai 2/3 jmlh suara di Sidang Umum PBB.

2. Perjuangan Melalui Jalur Politik

Bertepatan dgn HUT Proklamasi Kemerdekaan RI Ke- 11, tanggal 17 Agustus1956, Kabinet Ali Sastroamijoyo membentuk Pemerintahan Sementara Irian Barat. Tujuannya adlh pernyataan pembentukan Provinsi Irian Barat sbg bagian dr RI.Provinsi Irian Barat yg baru terbentuk terdiri atas wilayah yg masih diduduki Belanda, ditambah daerah Tidore, Oba, Patani, & Wasile di Maluku Utara dgn pusat pemerintahan berada di Soasiu, Tidore, Maluku. Sbg gurbenurnya Zainal Abidin Syah(Sultan Tidore). Pelantikan dilaksanakan pd 23 September 1956.Akibat dr pembentukan pemerintahan sementara Provinsi Irian Barat, Belanda makin terdesak secara politis. Selain itu, Belanda menyadari bahwa Irian Barat merupakan bagian Indonesia yg berdaulat.

3. Perjuangan Melalui Jalur Ekonomi

Pada upaya perjuangan pengembalian Irian Baratmelalui Sidang Umum PBB pd Thn 1957, Menteri Luar Negeri Indonesia Subandrio menyatakan akan menempuh jalan lain.Tanggal 18 November 1957 diadakan gherakan pembebasan Irian Barat dgn melakukan rapat umum di Jakarta. Rapat ini dilanjutkan dgn pemogokan total oleh kaum buruh yg bekerja di perusahaan Belanda pd tanggal 2 Desember 1957.Selanjutnya, terjadin serentetan pengambilalihan modal & berbagai perusahaan milik Belanda. Akan tetapi gerakan itu diatur oleh pemerintah dgn Peraturan Pemerintah No. 23 Thn 1958.

Contoh perusahaan yg diambil alih oleh Indonesia :
  1. Perbankan, sprt Netherlandsche Handel Maatschappij ( kemudian diubah menjadi Bank Dagang Negara);
  2. Perkapalan (KPM);
  3. Perusahaan listrik Philips;
  4. Bbrp perusahaan perkebunan.

Untuk meningkatkan gerakan pembebasan Irian Barat & memperkuat persatuan rakyat Indonesia maka pd tanggal 10 Februari 1958 pemerintah membentuk Front Nasional Pembebasan Irian Barat (FNPIB).

4. Perjuangan dengan Konfrontasi Bersenjata

Antara lain:

  • Perjuangan Melalui Trikora

Berbagai cara & usaha Indonesia dlm membebaskan Irian Barat blm menunjukkan hasil karma Belanda yd semakin keras & tdk mau mengalah. Bahkan, Belanda menyatakan Irian Barat adlh wilayah Belanda sbg bagian dr Nederlands. Belanda kemudian menyebutnay Nederlands-Nieuw Guinea. Selanjutnya Indonesia memutuskan hubungan diplomatik dgn Belanda pd tanggal 17 Agustus 1960.Untuk menghadapi konfrontasi, pemerintah melakukan perjanjian pembelian senjata dengan Uni Soviet. Indonesia jgjuga mencari dukungan politik untuk membantu Indonesia merebut Irian Barat seperti: India, Pakistan, Australia, Selandia Baru, Thailand, Inggris, Jerman Barat, & Prancis.Melihat itu, Belanda tidak tinggal diam. Pada April 1961, Belanda membentuk Dewan Papua yg bertugas menyelenggarakan penentuan nasib sendiri bagi rakyat Irian Barat.Belanda kemudian menunjukkan keberaniannya dengan melakukan :

  1. membentuk negara boneka Papua dgn lagu & bendera kebangsaan Papua;
  2. mendatangkan bantuan & mengirim pasukan dgn kapal perang Belanda ke perairan Irian, sprt kapal induk Karel Doorman;
  3. memperkuat angkatan perang Belanda di Irian Barat.
Pada tanggal 19 Desember 1961 melalui rapat umum di Yogyakarta, Presidaen Sukarno mencanangkan Tri Komando Rakyat (Trikora). Isi Trikora adalah :
  1. Gagalkan pembentukan Negara Papua.
  2. Kibarkan Sang Merah Putih di Irian Barat.
  3. Bersiaplah utk mobilisasi umum guna mempertahankan kemerdekaan & kesatuan Tanah Air.
  4. Operasi Militer di Bawah Komando Mandala

Sebagai tindak lanjut dr Trikora, Presiden Sukarno sbg Panglima Tinggi ABRI membentuk Komando Mandala Pembebasan Irian Barat pd tanggal 2 Januari 1962 yg dipimpin Mayor Jendral Suharto. Pusat Komando Mandala berada di Ujung Pandang. Komando Mandala bertugas melaksanakan Trikora utk merebut Irian Barat.Untuk itu Komando Mandala telah melakukanh langkah-langkah  yaitu:

  1. merencanakan, mempersiapkan, & melaksanakan operasi militer;
  2. mengembangkan situasi militer di wilayah Provinsi Irian Barat.
Pada Maret sampai Agustus 1962 telah dimulai pendaratan pasukan Indonesia yg terdiri atas anggota ABRI dan suka relawan dr laut dan udara. Operasi itu telah mendaratkan pasukan di bbrp tempat, sprt:
  1. Operasi Banteng di Fak-Fak & Kaimana;
  2. Operasi Serigala di Sorong & Teminabuan;
  3. Operasi Naga di Merauke;
  4. Operasi Jatayu di Sorong, Kaimana, & Merauke.
Namun telah terjadi insiden pertempuran di Laut Aru pd tanggal 15 Januari 1962. Waktu itu kapal perang ALRI jenis motor torpedo boat (MTB) Macan Tutul yg sedang patroli diserang kapal & pesawat Belanda sehingga terjadi pertempuran.Karena terus dikepung & di tembaki oleh musuh maka KRI Macan Tutul terbakar & tenggelam. Dlm insiden ini gugurlah Komodor Yos Sudarso & Kapten Laut Wiratno.Gerakan infiltrasi terus dilakukan sehingga pasukan Indonesia berhasil menguasai bbrp tempat di Irian Barat. Bendera Merah Putih mulai dipancangkan di bbrp daerah.

 

 

 Baca Juga: Prolog: Pengertian, Fungsi, Jenis, Cara Membuat dan Contohnya

 

Penelusuran terkait

  • trikora isi
  • makalah trikora
  • latar belakang trikora
  • tokoh trikora
  • trikora brainly
  • sejarah tentang trikora
  • jelaskan isi dari trikora
  • isi trikora brainly

Post a Comment for "Trikora: Pengertian, Latar Belakang, Tujuan, Isi, Tokoh dan Dampak Trikora"