Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pengertian Masalahan Sosial Meliputi Karakteristik, Alasan, Faktor, Jenis dan Contoh Secara Lengkap

Pengertian Masalah Sosial Dan Contohnya Maupun Penyebabnya

Pengertian Masalah Sosial

Setiap individu berkepentingan dengan individu-individu lain dalam kelompoknya sendiri maupun di luar kelompoknya. Dalam kehidupan sehari-hari rasa berkepentingan itu tersalurkan melalui proses sosialisasi dan interaksi sosial. Proses sosialisasi merupakan suatu proses pembelajaran sejak anak itu masih kecil dengan tujuan untuk membentuk kepribadiannya. Interaksi sosial terjadi ketika anak itu mulai bergaul dengan orang lain baik dalam lingkungan keluarganya sendiri maupun dengan orang lain atau masyarakat di luar lingkungan keluarga.


Pengertian Masalah Sosial Menurut Para Ahli

Definisi masalah sosial menurut pandangan para ahli, antara lain adalah sebagai berikut;
  • Kartini Kartono

Pengertian masalah sosial merupakan semua bentuk tingkah laku individu atau kelompok yang melanggar adat istiadat dalam kehidupan masyarakat. Sebagian besar masyarakat menganggap masalah sosial mengganggu, tidak dikehendaki, berbahaya, dan juga merugikan banyak orang, termasuk mengacaukan keteraturan sosial yang sudah berjalan.
  • Soejono Soekamto

Ahli sosiologi ini memberikan definisi masalah sosial sebagai keadaan yang terjadi karena ketidaksesuaian diantara kebudayaan dan hubungan dalam masyarakat. Kondisi ini dapat membahayakan keberlangsungan hiudp dalam suatu kelompok sosial.
  • Martin S.Weinberg

Masalah sosial menurut martin adalah suatu perbuatan yang dinilai bertentangan dengan kebudayaan dalam masyarakat. Terutama dengan kondisi yang seharusnya terjadi dan diapatuhi, dampak yang ditembulkan bisa berpengaruh signifikan bisa juga berpengaruh kecil.
Dari 3 pengertian masalah sosial menurut para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa masalah sosial adalah keadaan yang terjadi karena ketidaksesuaian yang dialami oleh masyarakat akibat adanya perbuatan yang dilakukan individu menyimpang.


Jenis-Jenis Masalah Sosial

Berikut ini terdapat beberapa jenis-jenis masalah sosial, terdiri atas:
  • Masalah Pendidikan

Seperti yang telah kita ketahui, kualitas pendidikan di Indonesia semakin memburuk. Hal ini terbukti dari kualitas guru, sarana belajar, dan murid-muridnya. Guru-guru tentuya punya harapan terpendam yang tidak dapat mereka sampaikan kepada siswanya. Memang, guru-guru saat ini kurang kompeten. Banyak orang yang menjadi guru karena tidak diterima di jurusan lain atau kekurangan dana.
Kecuali guru-guru lama yang sudah lama mendedikasikan dirinya menjadi guru. Selain berpengalaman mengajar murid, mereka memiliki pengalaman yang dalam mengenai pelajaran yang mereka ajarkan. Belum lagi masalah gaji guru. Jika fenomena ini dibiarkan berlanjut, tidak lama lagi pendidikan di Indonesia akan hancur mengingat banyak guru-guru berpengalaman yang pensiun.
Sarana pembelajaran juga turut menjadi faktor semakin terpuruknya pendidikan di Indonesia, terutama bagi penduduk di daerah terbelakang. Namun, bagi penduduk di daerah terbelakang tersebut, yang terpenting adalah ilmu terapan yang benar-benar dipakai buat hidup dan kerja. Ada banyak masalah yang menyebabkan mereka tidak belajar secara normal seperti kebanyakan siswa pada umumnya, antara lain guru dan sekolah.
“Pendidikan ini menjadi tanggung jawab pemerintah sepenuhnya,” kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono usai rapat kabinet terbatas di Gedung Depdiknas, Jl Jenderal Sudirman, Jakarta, Senin (12/3/2007).
  • Masalah Kemiskinan

Dalam kajian sosiologi pembangunan, konsep kemiskinan dibedakan menjadi tiga macam, yaitu yang pertama kemiskinan absolut (a fixed yardstick). Konsep kemiskinan absolut ini dirumuskan dengan membuat ukuran tertentu yang kongkit. Ukuran ini lazimnya berorientasi pada kebutuhan dasar dalam kehidupan sehari-hari, yaitu pangan, papan dan sandang. Besarnya ukuran setiap negara berbeda. Kedua, kemiskinan relatif (the idea of relative).Konsep kemiskinan relatif ini dirumuskan berdasarkan atau memperhatikan dimensi tempat dan waktu. Asumsi ini, bahwa kemiskinan di daerah satu dengan daerah lain tidak sama, demikian juga antara waktu dulu dengan sekarang berbeda. Ketiga, kemiskinan subjektif. Konsep kemiskinan sbjektif ini dirumuskan berdasarkan perasaan individu atau kelompok miskin.Kita menilai individu atau kelompok tertentu miskin, tetapi kelompok yang kita nilai menganggap bahwa dirinya bukan miskin, atau sebaliknya. Konsep kemiskinan ketiga inilah yang lebih tepat apabila memahami konsep kemiskinan dan bagaimana langkah strategis dalam menangani kemiskinan (Usman, S. 1998; Tjokrowinoto, W. 2004).
  • Masalah Penyimpangan Perilaku Remaja dan Kenakalan Remaja

Pengertian perilaku menyimpang (deviasi sosial) adalah semua bentuk perilaku yang tidak sesuai dengan norma-norma sosial yang ada. Jadi, perilaku menyimpang remaja adalah semua bentuk perilaku remaja yang tidak sesuai dengan nilai dan norma sosial yang berlaku di masyarakat.
Diantara bentuk atau macam-macam perilaku menyimpang remaja antara lain:
  1. Tawuran antar pelajar;
  2. Penyimpangan seksual meliputi homoseksual, lesbianisme, dan hubungan seksual sebelum nikah;
  3. Alkoholisme;
  4. Penyalahgunaan obat terlarang atau narkotika;
  5. Kebut-kebutan di jalan raya;
  6. Pencurian atau penipuan, dan bentuk-bentuk tindakan kriminalitas lainnya.
 
Kenakalan remaja pada umumnya diawali dari munculnya gejala-gejala, antara lain:
  • Sikap apatis terhadap kewajiban-kewajiban normatif yang melekat pada dirinya;
  • Adanya kecenderungan sikap untuk suka mengganggu teman lainnya;
  • Sikap kecewa yang berlebihan karena tidak terpenuhinya keingian tertentu;
  • Kurang fokus atau perhatian terhadap suatu agenda kegiatan tertentu;
  • Sikap takut yang berlebihan terhadap sesuatu yang dianggap merugikan dirinya; dan
  • Ketidakmampuan untuk berperan dalam kelompok atau sikap ‘manja’ yang berlebihan (Sudarsono, 1995).
Bentuk penyimpangan perilaku remaja dapat dibedakan menjadi empat, yaitu:
  1. Penyimpangan primer, yaitu penyimpangan yang sifatnya temporer, sementara, dan masyarakat masih bisa mentolerir;
  2. Penyimpangan sekunder, yaitu penyimpangan yang dapat merugikan atau mengancam keselamatan orang lain, misalnya tindakan kriminal;
  3. Penyimpangan kelompok, yaitu penyimpangan yang dilakukan secara kelompok, misalnya geng untuk berkelahi, narkotik; dan
  4. Penyimpangan individu, yaitu perilaku menyimpang yang dilakukan secara sendiri.

  • Masalah Lingkungan Hidup

Problem atau masalah lingkungan hidup harus menjadi perhatian yang sangat serius, karena persoalan lingkungan adalah:
  1. Menyangkut jaminan kualitas kelangsungan kehidupan generasi dimasa-masa yang akan datang; dan
  2. Kegagalan dalam menangani persoalan lingkungan akan membawa dampak negatif disemu sektor kehidupan, baik dalam level lokal, nasional dan bahkan dunia, misalnya: terjadinya bencana banjir, pemanasan global; tanah longsor dan sebagainya.
Proses pembangunan dan industrialisasi di negara-negara maju dan berkembang ternyata membawa dampak munculnya masalah pencemaran lingkungan, baik pencemaran tanah, pencemaran udara, pencemaran laut atau air. Meningkatnya pencemaran lingkungan tersebut secara langsung atau tidak langsung mendorong munculnya beragam problem kehidupan di berbagai aspek, misalnya:
  1. Tingkat kualitas kesehatan masyarakat semakin terancam;
  2. Kualitas kesuburan tanah dan ekosistem lingkungan fisik terancam;
  3. Kualitas air sebagai sumber kehidupan semakin tercemar;
  4. Terjadinya pencemaran udara, karena polusi industri, dan sebagainya.
    Menurut Eitzen, dalam Soetomo (1995).
 
  • Masalah Konflik SARA (Suku, Agama, Ras dan Antarkelompok)

Masalah konflik Suku, Agama, Ras dan Antarkelompok (SARA), bagi negara-negara berkembang yang multikultural (termasuk Indonesia) adalah problem yang sewaktu-waktu bisa muncul, dan dapat mengganggu kelancaran proses pembangunan. Oleh karena setiap desain pembangunan dan pelaksanaan pembangunan harus betul-betul meminimalkan terjadinya konflik SARA (Warnaen, S. 2002; Nugroho, F, (eds). 2004). Unsur-unsur konflik SARA adalah:
  1. Ada dua pihak atau lebih yang terlibat konflik;
  2. Ada tujuan yang menjadi sasaran konflik, dan tujuan tersebut sebagai sumber konflik; dan
  3. Ada perbedaan pikiran, perasaan dan tindakan untuk meraih tujuan yang saling memaksakan atau menghancurkan.
Ciri-ciri konflik SARA adalah:
  1. Bersifat alamiah;
  2. Anggota suku, agama, ras, antar kelompok yang terlibat konflik cenderung lebih terdorong untuk melakukan konflik berikutnya untuk kepentingan kelompoknya;
  3. Umumnya terjadi antara SARA mayoritas dengan minoritas;
  4. Sering diiringi dengan kekerasan yang berlangsung dalam ruang dan waktu tertentu;
  5. Mereka yang terlibat konflik merasa belum puas karena kebutuhan mereka belum terpenuhi; dan
  6. Konflik melibatkan dua kelompok kepentingan yang saling memperebutkan kebutuhan hidup (Suryadinata, L., dkk. 2003; ; Liliweri, A.. 2005).
 
  • Masalah Kriminalitas

Kriminalitas atau tindakan kriminal merupakan problem sosial yang bersifat laten (selalu ada dalam kehidupan masyarakat atau negara manapun), namun tindakan kriminal bukanlah penyimpangan perilaku yang dibawa sejak lahir, tetapi tindakan kriminal merupakan hasil dari sosialisasi sub budaya menyimpang. Tindakan kriminal sering dikategorikan sebagai tindak pidana atau tindakan yang melanggar hukum pidana. Diantara contoh tindakan kriminal adalah: korupsi, pencurian, pembunuhan, perampokan, penipuan atau pemalsuan, penculikan, perkosaan, sindikat narkotik atau penyalahgunaan obat terlarang.

  • Masalah Aksi Protes, Pergolakan Daerah, dan Pelanggaran HAM

Aksi protes, pergolakan daerah dan pelanggaran HAM, merupakan masalah sosial yang cukup kompleks, dan menuntut adanya perhatian khusus dalam pemecahannya. Telebih kondisi sosial budaya masyarakat yang multikultural, seperti di Indonesia. Hampir setiap hari terjadi aksi protes dan demonstrasi di daerah-daerah. Hal ini tentu dapat mengganggu proses perubahan atau pembangunan masyarakat.


Faktor Masalah Sosial

Faktor-faktor yang menyebabkan atau mendoroang segala bentuk masalah sosial dalam masyarakat,  dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Yang diantarnya fakror-faktor tersebut adalah sebagai berikut;
  1. Faktor biologis merupakan penyebab masalah sosial yang berkaitan dengan gangguan fisik seperti penyakit dan gangguan kesehatan.
  2. Faktor psikologis merupakan penyebab masalah sosial yang berkaitan dengan gangguan kejiwaan seseorang.
  3. Faktor ekonomi merupakan penyebab masalah sosial yang berkaitan dengan pendapatan, kekayaan, dan upaya pemenuhan kebutuhan hidup.
  4. Faktor budaya menunjukkan latar belakang terjadinya masalah sosial berkaitan unsur-unsur nilai dan norma sosial seperti adat istiadat dan kebiasaan.



Karakteristik Masalah Sosial

  1. Kondisi yang dirasakan banyak orang.
    Suatu masalah baru dapat dikatakan sebagai masalah sosial apabila kondisinya dirasakan oleh banyak orang.Namun,tidak ada batasan mengenai berapa jumlah orang yang harus merasakan masalah tersebut.Jika suatu masalah mendapat perhatian dan pembicaraan yang lebih dari satu orang, masalah tersebut adalah masalah sosial.
  2. Kondisi yang dinilai tidak menyenangkan.
    Menurut paham hedonisme, orang cenderung mengulang sesuatu yang menyenangkan dan menghindari sesuatu yang tidak mengenakkan. Orang senantiasa menghindari masalah, karena masalah selalu tidak menyenangkan.Penilaian masyarakat sangat menentukan suatu masalah dapat dikatakan sebagai masalah sosial.
  3. Kondisi yang menuntut perpecahan.
    Suatu kondisi yang tidak menyenangkan senantiasa menuntut pemecahan.Umumnya, suatu kondisi dianggap perlu dipecahkan jika masyarakat menganggap masalah tersebut perlu dipecahkan.Pada waktu lalu, masalah kemiskinan tidak dikategorikan sebagai masalah sosial, karena waktu itu masyarakat menganggap kemiskinan sebagai sesuatu yang alamiah dan masyarakat belum mampu memecahkannya.Sekarang, setelah masyarakat memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk menggulangi kemiskinan, kemiskinan ramai diperbicangkan dan diseminarkan, karena dianggap sebagai masalah sosial.
  4. Pemecahan masalah tersebut harus diselesaikan melalui aksi secara kolektif.
    Masalah sosial berbeda dengan masalah individual. Masalah individual dapat diatasi secara individual, tetapi masalah sosial hanya dapat diatasi melalui rekayasa sosial seperti aksi sosial, kebijakan sosial atau perencanaan sosial, karena penyebab dan akibatnya bersifat multidimensional dan menyangkut banyak orang.


Kriteria Menentukan Masalah Sosial

Ada 5 kriteria yang bisa kita pakai untuk menentukannya:

1. Kriteria Umum
Masalah bisa terjadi karena adanya perbedaan antara nilai yang dianut masyarakat dengan kondisi di kehidupan nyata. Ini berarti ada ketidakcocokan antara persepsi masyarakat tentang apa yang seharusnya terjadi dengan kenyataan sebenarnya. Kriteria umum ini juga tidak bisa dipukul rata karena akan bergantung kepada nilai-nilai yang dianut masayarakat setempat. Seperti misalnya, di kebanyakan daerah di Indonesia, memakai bikini di pantai masih dianggap sebagai hal yang kurang sopan, tetapi tidak demikian di Eropa atau Amerika Serikat.

2. Sumber Masalah Sosial
Ada berbagai macam sumber, selain muncul dari kondisi dan proses sosial, juga dapat berasal dari bencana alam. Dampaknya banjir misalnya, bisa saja korban-korbannya menjadi miskin karena segala harta bendanya hanyut terseret banjir. “kemiskinan” inilah yang merupakan masalah. Bukan banjirnya.

3. Pihak yang Menetapkan Masalah Sosial
Masalah sosial tentu tidak bisa “diklaim” oleh individu itu sendiri. Harus ada pihak lain yang menetapkan. Contoh pihak-pihak tersebut adalah: pemerintah, tokoh masyarakat, maupun organisasi sosial yang punya pengaruh besar.

4. Masalah Sosial Nyata dan Laten 
Masalah sosial nyata timbul karena ada tindakan yang melenceng dari norma dan nilai yang berlaku di masyarakat, dan masyarakat merasa yakin dapat mengatasinya. Di sisi lain, masalah sosial laten adalah ketika masyarakat tidak berdaya untuk mengatasinya, seperti korupsi.

5. Perhatian Masyarakat
Kriteria ini penting karena tidak semua masalah sosial akan menjadi perhatian masyarakat. Sebaliknya, tidak semua perhatian sosial merupakan masalah sosial. Misalnya, jatuhnya pengendara sepeda motor akan menarik perhatian masyarakat, tetapi hal itu bukan masalah sosial.


Upaya Dalam Pengendalian Masalah Sosial

  • Sosialisi

Formm, pada tahun 1994 berbedapat bahwa bila masyarakat ingin berfungsi secara efisien, maka anggotanya harus mempunyai sifat yang membuat mereka ingin berbuat yang sesuai dengan apa yang seharusnya mereka lakukan sebagai anggota masyarakat. Mereka harus menghentikan suatu kegiatan yang objektif dan perlu mereka lakukan.
  • Tekanan sosial

Saat seseorang mengalami sebuah tekanan keinginan dari suatu masalah maka ini merupakan proses yang berkesinambungan serta sebagian besar berlangsung tanpa mereka sadari. Seseorang memilih menjadi seseorang petani kecil, serta lalu hanya berpandangan tentang partai Republik yang baik, tetapi berbeda dengan saat Dia mengalami tekanan dari partai ini, maka Ia akan mempunyai haluan yang berbeda dengan pandangan sebelumnya.



Dampak dari Adanya Permasalahan Sosial


Masalah pastilah mendatangkan dampak, contohnya adalah munculnya:
  • Peningkatan tindak kriminalitas
  • Perpecahan kelompok
  • Perilaku menyimpang
  • Pengangguran
  • Kesenjangan antara kaya dan miskin

Penyebab Terjadinya Masalah Sosial

Menurut pendapat Horald A. Phelps yang dikutip oleh Adham Nasution (1983), ada empat sumber timbulnya masalah sosial, yaitu:
  1. Yang Berasal dari factor-faktor ekonomis,antara lain termasuk kemiskinan, pengangguran, dan sebgainya.
  2. Yang Berasal dari factor-faktor biologis, antara lain meliputi penyakit-penyakit jasmaniah dan cacat.
  3. Yang disebabkan oleh faktor-faktor psikologis,seperti sakit-sakit saraf, jiwa, lemah ingtan, sawan mabuk alcohol, sukar menyesuaikan diri, bunuh diri dan lain-lain.
  4. Yang berasal dari faktor-faktor kebudayaan,seperti masalah-masalah umur tua, tidak punya tempat tinggal, janda perceraian, kejahatan dan kenakalan anak muda, perselisihan-perselisihan agama, suku dan ras.

Contoh Masalah Sosial

1.Kemiskinan
Yaitu merupakan suatu keadaan yang dimana terjadi ketidak mampuan untuk dapat memenuhi kebutuhan dasar dalam kehidupan, diantaranya seperti: sandang, pangan dan papan. Kemiskinan bukan hanya terjadi di daerah-daerah plosok saja akan tetapi dapat terjadi juga di daerah perkotaan.

2.Pengangguran
Pengangguran merupakan salah satu contoh dari permasalahan sosial saat ini, meningkatnya jumlah pengangguran biasanya disebabkan oleh jumlah penduduk yang semakin meningkat sedangkan jumlah lapangan kerja yang masih terbatas atau masih sedikit, hal seperti ini harus segera di atasi oleh pemerintah dengan cara menyediakan lapangan kerja yang banyak supaya dapat mengurangi jumlah pengangguran.

3.Masalah pada pendidikan
Kurangnya pendidikan merupakan salah satu masalah sosial yang terjadi dalam masyarakat, misalnya seperti banyak anak-anak membantu orang tuanya untuk mencari nafkah, hal ini disebabkan karena ketidakmampuan mereka dalam membiayai sekolah.


Penelusuran yang terkait dengan Pengertian Masalah Sosial
  • pengertian masalah sosial secara umum
  • pengertian masalah sosial menurut para ahli
  • pengertian masalah sosial brainly
  • pengertian masalah sosial tersembunyi
  • jelaskan pengertian masalah sosial menurut soetomo
  • masalah sosial di lingkungan sekitar
  • faktor penyebab masalah sosial
  • contoh masalah sosial di lingkungan masyarakat

Post a Comment for "Pengertian Masalahan Sosial Meliputi Karakteristik, Alasan, Faktor, Jenis dan Contoh Secara Lengkap"