Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pengertian Konsleting Listrik - Faktor Penyebabnya Langkah - Langkah Apabila Terjadi korsleting listrik

Apa itu Korsleting Listrik?

Korsleting Listrik atau biasa disebut dengan Istilah Short Circuit (Hubungan Pendek) adalah suatu keadaan dimana terjadinya Aliran Listrik yang mengalir tidak sesuai dengan yang diinginkan dengan nilai Tahanan (Hambatan) yang sangat kecil, dan menyebabkan terjadinya Lonjakan Arus Listrik yang cukup Besar.

Akibat besarnya Arus yang mengalir ini akan menyebabkan Percikan api atau Bahkan Ledakan yang cukup besar karena Penampang atau penghantar Listrik sudah tidak mampu lagi mengalirkan arus listrik yang besar tersebut.Korsleting Listrik dapat terjadi saat dimana salah satu Kabel listrik baik itu Phase (Positif) mengalir Menuju Kabel lainnya yang bermuatan Netral (Negatif) maupun sebaliknya, baik secara Langsung maupun melalui benda lainnya yang bersifat penghantar dengan Nilai Tahanan yang kecil.



Sebagai Contoh:
Rangkaian Sumber Listrik yang mengalir menuju sebuah Lampu, dalam keadaan Normal seharusnya adalah Kabel Phase (Positif) mengalir melewati rangkaian Tahanan yang ada pada Lampu sebelum terhubung dengan Kabel yang bermuatan Netral (Negatif), Namun karena suatu hal mengakibatkan kabel positif terhubung ke Kabel Netral (Negatif) secara langsung tanpa melalui Lampu, maka ini akan menyebabkan terjadinya "Korsleting Listrik", atau Hubungan Pendek (Short Circuit).

Kenapa Korsleting ini dapat menimbulkan Arus Listrik yang cukup besar?

Jawabannya sangat sederhana, coba kita ingat kembali dengan Hukum Ohm, yaitu:
V = I x R
Tegangan = Arus x Tahanan (resistan)
I = V/R
Arus = Tegangan / Tahanan (resistan)
Sebagai Contoh:
Jika sebuah lampu memiliki tahanan (resistan) sebesar 220 Ohm, dialiri Tegangan Listrik sebesar 220Volt, maka Arus Listrik yang mengalir adalah sebesar:
I = V/R
I = 220Volt/200 Ohm
I = 1 Ampere.
Bagaimana jika terjadi Korsleting, berapa besar Arus Listrik yang mengalir?
Saat Korsleting listrik terjadi, menyebabkan Kabel Phase dan Kabel Netral terhubung dengan Nilai tahanan yang sangat kecil, kita ambil contoh Tahanan kabel sebesar 0,1 Ohm, maka Arus Listrik yang mengalir adalah sebesar:
I = V/R
I = 220Volt/0,1 Ohm
I = 2.200 Ampere
Bayangkan besarnya Arus Listrik yang terjadi saat terjadi Korsleting (Hubungan singkat), bisa mencapai 2.200 Ampere?
Tentunya dengan Arus Listrik sebesar ini, Kabel Listrik yang ada akan meleleh, dan menyebabakan terjadinya percikan serta Ledakan yang cukup besar.

Faktor Penyebab Terjadinya Korsleting Listrik:

  1. Konsumen melakukan by pass (menyambung langsung) ke jaringan listrik di tiang listrik. Tidak ada pembatas, sehingga arus listrik yang mengalir sangat besar. Jika instalasi listriknya tak mampu menampung arus listrik yang besar itu, akan terjadi korslet.
  2. NCB tak sesuai kapasitas beban. Tidak sedikit dari masyarakat yang kemudian mengganjal NCB yang sering anjlok karena tak sesuai kapasitas beban.
  3. Menggunakan skring yang berkapasitas besar. Jika terjadi korslet skring memang tidak anjlok, tetapi mengakibatkan kabel-kabel menjadi kelebihan muatan beban.
  4. Menumpuk penggunaan arus listrik pada satu terminal listrik.
  5. Menumpuk penggunaan arus listrik pada colokan listrik.
  6. Menggunakan instalasi listrik yang tak sesuai standar seperti kabel, colokan listrik, dan sebagainya.


Langkah - Langkah Apabila Terjadi korsleting listrik

Sebagai langkah awal, inilah yang harus Anda lakukan saat terjadi korsleting listrik.
  1. Segera cabut seluruh kabel listrik yang masih terhubung di stop kontak agar aliran listrik terhenti dan korsleting tidak terjadi semakin parah.
  2. Tekan tombol off pada lampu dan aliran listrik lainnya. Karena sifatnya yang mengalir dan cepat menyebar, maka ketika terjadi korsleting listrik diharuskan untuk segera mematikan aliran listrik termasuk stop kontak pada lampu.
  3. Jika keadaan telah tenang, Anda bisa mencoba untuk menyambungkan kembali peralatan elektronik Anda satu per satu  dan melihat apakah kemungkinan korsleting terjadi diakibatkan oleh salah satu alat elektronik tersebut. Jika Anda menemukan korsleting terjadi akibat alat elektronik, maka cabut kembali arus listriknya.
  4. Jika semua alat elektronik sudah terpasang dan tidak ada tanda-tanda korsleting, maka selanjutnya adalah nyalakan lampu satu per satu dan ikuti sesuai aturan sebelumnya. Jika terjadi korsleting, maka matikan arus listrik lampu tersebut dan ganti dengan bohlam/lampu lain.
  5. Jika aliran listrik masih tidak stabil, kemungkinan penyebab korsleting terjadi akibat fitting pada kabel dan atau pada instalasi listrik.
  6. Jika Anda tidak bisa menanggulanginya, kami sarankan untuk mencari ahli profesional seperti teknisi listrik atau bagian K3 listrik.

Proteksi Konsleting pada Catu Daya Sistem Tertanam

Sering terlihat bahwa ketika menyalakan rangkaian yang baru dipasang, bagian catu daya itu sendiri mengembangkan beberapa kesalahan mungkin karena beberapa konsleting. Rangkaian yang dikembangkan di bawah menghilangkan masalah itu dengan mengisolasi bagian yang disematkan ke bagian bantu lainnya.Jadi, jika kesalahan terletak pada bagian itu, bagian yang disematkan tetap tidak terpengaruh. Bagian tertanam terdiri dari mikrokontroler menarik daya 5 Volt dari A, sedangkan sisanya dari rangkaian menarik dari B.


Beberapa amperemeter, voltmeter, dan sakelar push button digunakan dalam rangkaian untuk menemukan hasil dalam rangkaian uji dalam simulasi. Secara real time penggunaan meter seperti itu tidak diperlukan. Q1 adalah transistor switching powering utama ke bagian bantu dari B.Beban ditampilkan sebagai beban 100R dan sakelar uji dalam bentuk push button digunakan untuk memeriksa fungsi rangkaian. Transistor BD140 atau SK100 dan BC547 digunakan untuk menurunkan output sekunder sekitar 5V B dari supply 5V utama A.Ketika output 5V DC dari regulator IC 7805 tersedia, transistor BC547 berjalan melalui resistor R1 dan R3 dan LED1. Sebagai akibatnya, transistor SK100 berjalan dan output 5V DC konslet muncul di terminal B.

LED hijau (D2) menyala untuk menunjukkan hal yang sama, sedangkan LED merah (D1) tetap mati karena adanya tegangan yang sama di kedua ujungnya. Ketika terminal B konslet, BC547 terputus karena grounding dari basisnya. Akibatnya, SK100 juga terputus.Jadi selama konsleting, LED hijau (D2) mati dan LED merah (D1) menyala. Kapasitor C2 dan C3 pada output 5V utama A menyerap fluktuasi tegangan yang terjadi akibat konsleting pada B, memastikan bebas gangguan A.

Desain rangkaian didasarkan pada hubungan yang diberikan di bawah ini: RB = (HFE X Vs)/(1.3 X IL) di mana, RB = Resistansi basis dari transistor SK100 dan BC547 HFE = 200 untuk SK100 dan 350 untuk BC547 Switching Volts Vs = 5V 1.3 = Faktor keamanan IL = Arus transistor Collector-emitter.Pasang rangkaian pada PCB untuk keperluan umum dan pasang di tempat yang cocok kabinet. Hubungkan terminal A dan B pada panel depan kabinet. Juga sambungkan kabel daya listrik untuk memberi makan 230V AC ke transformator. Hubungkan D1 dan D2 untuk indikasi visual.


Perlindungan Tegangan Lebih (over-load voltage)

Tegangan lebih karena lonjakan atau penerangan menyebabkan kegagalan isolasi yang pada gilirannya menyebabkan konsekuensi yang parah.

Ada 2 cara perlindungan Tegangan Lebih

  • Dengan mengambil tindakan pencegahan selama pembangunan gedung dan instalasi listrik. Hal ini dilakukan dengan memastikan bahwa peralatan listrik dengan peringkat tegangan yang berbeda ditempatkan secara terpisah. Phase individu juga dapat dibagi sesuai dengan fungsinya untuk menghindari gangguan phase.
  • Dengan menggunakan komponen atau rangkaian proteksi tegangan lebih: rangkaian ini biasanya memadamkan tegangan berlebih , yaitu menyebabkan konsleting pada mereka sebelum mencapai peralatan listrik. Mereka harus memiliki respons yang cepat dan daya dukung arus yang tinggi.

Protektor Tegangan Berlebih

 

Tegangan berlebih adalah tegangan sangat tinggi yang umumnya di atas peringkat tegangan yang ditentukan pada perangkat listrik dan elektronik dan dapat menyebabkan gangguan total pada isolasi perangkat (dari ground atau komponen pembawa tegangan lainnya) dan dengan demikian merusak perangkat.Tegangan berlebih ini terjadi karena faktor-faktor seperti petir, pelepasan listrik, transien, dan sakelar yang rusak. Untuk mengendalikan ini, rangkaian proteksi tegangan berlebih diperlukan.

Merancang Rangkaian Protektor Tegangan sederhana

Berikut ini adalah rangkaian pelindung tegangan sederhana yang memecah daya ke beban jika tegangan naik di atas tingkat yang telah ditetapkan. Daya akan dipulihkan hanya jika tegangan turun ke level normal. Jenis rangkaian ini digunakan dalam stabilisator tegangan sebagai perlindungan beban berlebih.
Rangkaian ini menggunakan komponen-komponen berikut:
  • Catu daya yang diregulasi terdiri dari Transformator step down 0-9V, dioda D1 dan Kapasitor smoothing.
  • Dioda Zener untuk mengontrol driver Relai.

Cara Kerja dari Sistem Protektor

Setiap peningkatan tegangan pada Primer transformator (karena tegangan listrik meningkat) akan mencerminkan peningkatan tegangan yang sesuai pada sekundernya juga. Prinsip ini digunakan dalam rangkaian untuk memicu relai.Ketika tegangan input ke primer transformator (sekitar 230 volt), dioda Zener akan keluar dari konduksi (seperti yang diatur oleh VR1) dan relai akan berada dalam kondisi de-energized. Muatan akan mendapatkan daya melalui kontak Relai dan NC yang umum. Dalam kondisi ini, LED akan mati.
Ketika tegangan meningkat, dioda Zener berjalan dan relai akan diaktifkan. Ini memecah catu daya ke beban. LED menunjukkan status aktivasi relai. Kapasitor C1 bertindak sebagai penyangga di dasar T1 untuk kelancaran kerja T1 untuk mencegah relai mengklik selama aktivasi / penonaktifannya.
Beban terhubung melalui Common dan NC (Normally Connected) dari relai seperti yang ditunjukkan pada diagram. Netral harus langsung menuju ke beban.Sebelum menghubungkan beban, sesuaikan VR1 dengan perlahan sampai LED mati dengan asumsi tegangan saluran antara 220-230 volt. Jika perlu, periksa tegangan saluran menggunakan voltmeter AC. Rangkaian siap digunakan. Sekarang hubungkan beban.Ketika tegangan meningkat, dioda Zener akan berjalan dan mengaktifkan relai. Ketika tegangan saluran kembali normal, lagi beban akan mendapatkan daya. Rangkaian lain untuk perlindungan tegangan lebih dibahas di bawah ini yang juga melindungi beban listrik terhadap tegangan lonjakan.

adang-kadang kebetulan bahwa output catu daya bench tetap tidak lagi dikendalikan karena cacat dan selalu meledak berbahaya. Dengan demikian, setiap beban yang terhubung dengan itu akan menjadi rusak dalam waktu singkat. Rangkaian ini memberikan perlindungan penuh untuk situasi itu. MOSFET adalah seri dengan beban.



Gerbangnya mendapat penggerak selalu menyebabkan drain dan source tetap dalam konduksi selama IC1 mengatur tegangan pada pin 1 di bawah tegangan referensi internal. Dalam hal tegangan lebih tinggi, tegangan pada pin no1 dari IC1 berada di atas tegangan referensi dan yang mematikan pencabutan MOSFET dari penggerak gerbang-nya untuk menyebabkan drain dan source terbuka, untuk memutuskan daya ke rangkaian beban.

Pencegahan Korsleting Listrik

Karena akibatnya yang fatal maka untuk masalah kelistrikan lebih baik mencegah korsleting listrik yang mungkin bisa terjadi sebagai tindakan preventif. Ada beberapa cara mencegah korsleting listrik supaya tidak terjadi dengan beberapa tips dibawah ini
  1. Kabel instalasi listrik harus menggunakan yang ber standar SNI tentunya dengan kapasitas yang sesuai juga, perhatikan tips lebih lanjut pada artikel Jenis Kabel Listrik, Fungsi dan Harganya.
  2. Untuk kabel instalasi di rumah yang sudah lama terpasang harus dilakukan pengecekan untuk memastikan apakah masih layak digunakan atau tidak. Ingat untuk kabel listrik isolator dari plastik jika sering dalam kondisi panas bisa menjadi getas.
  3. Batasi beban listrik yang terhubung melalui kabel ekstensi apalagi sampai bertumpuk karena bisa menimbulkan panas berlebih pada terminal dan kabelnya.
  4. Untuk instalasi kabel listrik yang rawan dengan gigitan tikus bisa ditambahkan paralon khusus kabel instalasi supaya kabel aman dari gigitan tikus
  5. Selalu mengganti komponen listrik misalnya MCB dengan daya yang sesuai dan yang penting harus berstandar SNI
  6. Gunakan alat listrik yang sudah terjamin keamanan dan kualitasnya. Charger imitasi misalnya walaupun harga lebih terjangkau tetapi tidak terdapat sekring pengaman.
stop kontak bertumpuk


Penelusuran terkait
  • Bagaimana upaya pencegahan korsleting listrik
  • Tanda tanda korsleting listrik
  • Penyebab korsleting listrik
  • Apakah penyebab korsleting listrik brainly
  • Apa yang harus dilakukan jika terjadi korsleting listrik
  • KEBAKARAN akibat listrik dan pencegahannya
  • Cara mengetahui korsleting listrik
  • Penyebab korsleting listrik pada mesin Cuci

Post a Comment for "Pengertian Konsleting Listrik - Faktor Penyebabnya Langkah - Langkah Apabila Terjadi korsleting listrik"