Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Zaman Perunggu Meliputi Pengertian, Sejarah, Ciri, dan Contoh Peninggalannya Secara Lengkap


Zaman Perunggu (bahasa Inggris: "Bronze Age") adalah periode perkembangan sebuah peradaban yang ditandai dengan penggunaan teknik melebur tembaga dari hasil bumi dan membuat perunggu. Secara urut, zaman ini berada di antara Zaman Batu dan Zaman Besi. Zaman Perunggu adalah bagian dari sistem tiga zaman untuk masyarakat prasejarah dan terjadi setelah Zaman Neolitikum di beberapa wilayah di dunia. Di sebagian besar Afrika subsahara, Zaman Neolitikum langsung diikuti Zaman Besi.

Sebagian besar perkakas perunggu yang tersisa adalah alat atau senjata, meskipun ada beberapa artefak ritual yang tersisa.

Waktu dimulainya Zaman Perunggu berbeda-beda pada setiap kebudayaan, bergantung pada perkembangan sejarah tulisan pertama. Berdasarkan bukti arkeologis, budaya di Mesir (hieroglif Mesir), Timur Dekat (kuneiform), dan Mediterania menggunakan sistem penulisan yang masih bertahan.

 

Baca Juga: Kebudayaan Dongson: Sejarah, Ciri, Peninggalannya dan Pengaruh Kebudayaan Dongson di Indonesia

 

Sejarah Zaman Perunggu di Indonesia


Pada awalnya penemuan bahan baku perunggu ditemukan pertama kali secara tidak sengaja pada pencampuran antara timah dengan tembaga. Perunggu memiliki tingkat kekerasan dan tahan lama. Zaman perunggu muncul pada saat penduduk desa telah umum dipakai. Pertama kali dimulai pada peradaban Sumeria di Mesopotamia.

Sumeria adalah suatu tempat yang subur terletak di antara Sungai Tigris dan Sungai Efrat. Sistem irigasi dalam pengairan telah muncul disini, petani menggali parit dari kanal berguna untuk mengontrol debit air dan mengairi tanah pertanian. Petani dapat mendapatkan panen lebih dan terkadang sampai dua kali dalam setahun selama mempergunakan sistem irigasi.

Sedangkan kebudayaan perunggu di Indonesia pertama kali muncul sekitar 500 SM. Faktor yang mempengaruhu kebudayaan perunggu di nusantara oleh kebudayaan Dongson. Kebudayaan dongson berasal dari negara Vietnam yang peradabannya berpusat di Lembah Song Hong. Secara keseluruhan kebudayaan dongson merupakan hasil karya dari bangsa Austronesia yang tinggal di pesisir Annam pada abad ke-5 hingga abad ke-2 SM.

Penamaan kebudayaan dongson di ambil dari nama suatu situs Dongson di Tanh hoa. Zaman perunggu mulai tersebar di Indonesia, dari banyaknya penemuan perkakas perunggu di berbagai daerah meliputi;

  • Gunung Kidul (Yogyakarta)
  • Bogor (Jawa Barat)
  • Besuki dan Punung (Jawa Timur).

 

 

Ciri-Ciri Zaman Perunggu

Zaman perunggu memiliki ciri-ciri tertentu yang membedakannya dengan zaman batu ataupun zaman besi. Ciri-ciri tersebut antara lain adalah

  • Pemahaman Teknik Pengolahan Perunggu

Senada dengan namanya, manusia pada zaman ini sudah memahami dengan baik cara untuk membuat perunggu, melelehkannya, serta mencetaknya menjadi alat-alat sehari-hari.Pemahaman mengenai teknik pengolahan perunggu ini berasal dari manusia-manusia deutro melayu yang datang dari daerah Song Hong di Vietnam.Sekarang, mereka kita kenal sebagai manusia yang berasal dari kebudayaan Dongson.Munculnya kelompok-kelompok dengan keterampilan khusus ini diduga disebabkan oleh gaya hidup manusia yang mulai bersifat sedenter sehingga tidak semua orang harus berburu.Oleh karena itu, terdapat kelompok-kelompok yang mampu berfokus pada teknik pengolahan alat-alat, sehingga akhirnya mampu mengolah logam.Pada zaman ini, terdapat 2 metode utama untuk memproduksi alat-alat dari perunggu yaitu teknik A Cire Perdue dan Bivalve.

Kedua metode tersebut memiliki keunggulan dan kelemahan yang berbeda-beda pula. Oleh karena itu, penggunaannya sangat bergantung pada situasi dan kebutuhan dari para pengrajin.

 

Munculnya Status Sosial dalam Masyarakat

Status sosial dan kasta sudah mulai terbentuk semenjak zaman neolitikum akhir dan semakin diperkuat dengan adanya kelompok-kelompok yang mampu menempa logam.Mereka kerap dianggap berstatus lebih tinggi di masyarakat karena jasa dan ilmunya sangat dibutuhkan.Ketika seseorang mampu menghasilkan kerajinan berbahan perunggu dalam jumlah yang lebih besar dibandingkan yang lain, maka dirinya juga memiliki derajat yang tinggi di masyarakat.Selain itu, berbagai jenis kerajinan yang dihasilkan masyarakat menggunakan bahan perunggu menyebabkan timbulnya perbedaan status sosial dalam kehidupan bermasyarakat.Semakin banyak perhiasan yang dimiliki, maka semakin tinggi pula status sosial dari individu tersebut.Hal inilah yang nantinya akan mendorong spesialisasi pekerjaan, sehingga ada pengrajin yang senantiasa mengembangkan tekniknya, hingga mampu menempa besi pada zaman besi.

  • Adanya Ritual Pemakaman

Di zaman perunggu, terdapat sebuah kepercayaan untuk melakukan pemujaan terhadap orang yang sudah meninggal maupun mengadakan ritual pemakaman. Kuburan dan proses penguburan disiapkan secara kolektif.Pada masa itu, rata-rata manusia hidup selama 30 tahun. Jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan angka harapan hidup manusia pada zaman modern.Adapun ritual pemakaman tersebut dibedakan pada 3 fase pada zaman perunggu.Pada fase perunggu antik, proses penguburan dilakukan secara bersama-sama tanpa memberikan identitas pada setiap jenazah. Kuburan tersebut letaknya tersebar, akan tetapi paling banyak ada di sekitar sungai.Ketika memasuki fase perunggu sedang, kuburan sudah diletakkan di tempat khusus, bentuknya sudah berupa tumuli, dan letaknya pun jauh dari lokasi pantai.Sedangkan di era perunggu akhir, penguburan sudah beralih menjadi teknik kremasi.

  • Kehidupan Ekonomi Semakin Modern

Kegiatan ekonomi di masa ini ditopang dengan adanya sentra produksi batu dan logam, lumbung penyimpanan, serta aktivitas perdagangan yang meningkat pesat.Peningkatan pendapatan ini disebabkan dikarenakan manusia sudah mulai memanfaatkan tenaga binatang seperti kerbau dan kuda sebagai alat transportasi.Hewan-hewan ini sangat memudahkan manusia dalam menempuh perjalanan jauh ketika akan melakukan perdagangan.Kuda tersebut berfungsi sebagai penarik gerobak, di mana gerobak tersebut berisi barang-barang yang akan diperdagangkan kepada masyarakat luas.Di fase ini, perdagangan gelas dan garam juga sudah mulai bermunculan, di samping kerajinan perunggu yang cukup bervariasi.Oleh karena itu, muncul pula kelompok sosial tertentu yaitu sebagai pedagang barang baik di dalam komunitas, antar komunitas, hingga antar wilayah.

  • Banyak Dibuat Kerajinan Tangan

Di zaman perunggu, bermunculan banyak pengrajin. Bahkan keberadaannya cukup dianggap penting di masyarakat.Itulah mengapa pada periode ini bermunculan banyak sekali kerajinan, perhiasan dan muncul pula pola dekorasi yang unik pada berbagai peralatan.Beberapa kerajinan tangan yang cukup menarik dan kerap ditemukan oleh arkeolog antara lain adalah kendi, mangkuk, gelas, pot, maupun perkakas rumahan yang lain.

 

 

Contoh Peninggalan Zaman Perunggu

Adapun untuk contoh peralatan peninggalan yang ada di zaman perunggu, antara lain sebagai berikut;

  1. Nekara

Nekara adalah ciri khas dari peninggalan perunggu yang memilki bentuk seperti genderang (seperti dandang bertelungkup), berpinggang di bagian tengahnya, dan bagian atasnya tertutup. Pada tempo dulu alat ini merupakan alat yang suci dari kepercayaan masyarakat. Fungsi nekara di Indonesia digunakan untuk sarana upacara adat, menabuh nekara dipercaya untuk memanggil arwah-arwah nenek moyang, bagian dari upacara religi dan sebagai sarana pemanggil hujan. Benda peninggalan zaman perunggu ini memiliki corak seni yang beraneka ragam. Macam-macam pola ini meliputi; bentuk geometri, bentuk gambar binatang, tumbuhan dan manusia. Peninggalan nekara di Indonesia tersebar di berbagai daerah diantaranya:

  • Pulau Sumatra,
  • Pulau Jawa,
  • Pulau Bali,
  • Pulau Sumbawa,
  • Pulau Sangean,
  • Pulau Roti,
  • Pulau Kei, dan
  • Pulau Selayar.
  1. Kapak corong

Alat ini diberi nama kapak corong karena memiliki alasan tersendiri yaitu bentuknya sangat mirip dengan corong atau ujung sepatu. Fungsi alat yang satu ini yaitu digunakan untuk alat upacara kepercayaan. Memang pada zaman dahulu masih banyak masyarakat yang melakukan pemujaan terhadap benda-benda asing dan salah satu tradisinya ialah melakukan upacara kepercayaan itu sendiri.

Alat kapak corong menjadi salah satu alat yang digunakan dalam upacara kepercayaan tersebut. Hal ini dikarenakan kapak corong yang memiliki ornamen-ornamen indah yang terukir sangat baik untuk pelaksanaan upacara, karena sangat disayangkan apabila alat sebagus itu hanya dipakai untuk wadah sembarangan.

Sebagai informasi kapak corong ini lebih sering ditemukan di beberapa daerah Indonesia seperti di Sumatera Selatan, Jawa, Bali, Sulawesi Tengah, dan Papua.

  1. Bejana perunggu

Selanjutnya barang peninggalan pada zaman perunggu ialah bejana perunggu. Mendengar namanya saja sudah pasti memang benar bahwa barang yang satu ini terbuat dari bahan perunggu. Selain itu bentuk dari bejana perunggu sangat unik yaitu berbentuk seperti gitar spanyol.

Namun tetap ada perbedaannya yaitu pada bejana perunggu ini tidak ada gagang atau tangkai. Sementara itu di negara Indonesia sendiri, bejana perunggu berasal atau ditemukan dari daerah Madiun dan Sumatera.

  1. Perhiasan Perunggu

Apabila sebelumnya ada bejana perunggu, maka alat peninggalan yang berikutnya yaitu perhiasan perunggu. Perhiasan yang satu ini pada umumnya terbuat dari bahan perunggu dan sangat banyak ditemukan di negara Indonesia.

Mayoritas perhiasan-perhiasan perunggu tersebut diyakini sebagai bekal kubur dan benda yang digunakan untuk memperias diri. Beberapa contoh perhiasan perunggu yang sering ditemukan di negara Indonesia yaitu berbentuk manik-manik, cincin, dan gelang tangan banyak yang ditemukan di daerah Paseman,  Bali, Bogor, dan Malang.

  1. Arca Perunggu

Benda peninggalan yang satu ini merupakan salah stau karya manusia yang bentuknya mirip dengan makhluk hidup yaitu manusia. Dari sinilah disimpulkan bahwa arca perunggu dibuat sebagai bentuk untuk mengindikasikan bahwa manusia memiliki rasa untuk mengabadikan seseorang atau kelompok dari setiap jasa-jasa yang telah dilakukan.

Arca perunggu ini juga lebih sering ditemukan pada daerah Bogor, Lumajang, Palembang, dan Riau. Bentuk arca yang ditemukan juga begitu unik-unik diantaranya yaitu ada yang berbentuk seperti orang sedang menari dan orang sedang mengendarai kuda dengan membawa busur panah.

 

Baca Juga: Kebudayaan Bacson Hoabinh: Sejarah, Ciri, Peninggalannyan dan Pengaruh Kebudayaan Bacson-Hoabinh pada Kebudayaan Indonesia

 

Penelusuran terkait

  • ciri-ciri zaman perunggu
  • zaman perunggu di indonesia
  • jenis manusia pada zaman perunggu
  • peninggalan zaman perunggu
  • zaman tembaga
  • zaman perunggu disebut juga zaman
  • peninggalan zaman perunggu dan fungsinya
  • kebudayaan zaman perunggu

Post a Comment for "Zaman Perunggu Meliputi Pengertian, Sejarah, Ciri, dan Contoh Peninggalannya Secara Lengkap"