Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Bioma Stepa : Pengertian, Proses, Ciri-ciri dan Persebarannya Secara Lengkap


Pengertian Bioma Stepa

Dalam geografi fisik, stepa (bahasa Inggris: steppe, bahasa Rusia: степь, bahasa Ukraina: степ, bahasa Kazak: дала) adalah suatu dataran tanpa pohon (kecuali yang berada di dekat sungai atau danau); mirip dengan prairi, walaupun suatu prairi umumnya dianggap didominasi oleh rumput tinggi, sedangkan stepa umumnya ditumbuhi rumput pendek. Stepa dapat berupa semi-gurun, atau ditutupi oleh rumput atau semak, atau keduanya, tergantung dari musim dan garis lintang. Istilah ini juga digunakan untuk menunjukkan iklim pada suatu daerah yang terlalu kering untuk menunjang suatu hutan, tetapi tidak cukup kering untuk menjadi gurun.

 Bioma stepa merupakan bioma yang menjadikan padang rumput sebagai flora utamanya. Oleh karena itu bioma stepa disebut juga sebagai bioma padang rumput. Persebaran bioma tersebut meliputi daerah dengan curah hujan yang tidak tinggu di sepanjang iklim tropis dan subtropis. Bioma stepa dapat ditemukan di gurun sahara yang terletak di Afrika Utara, great basin di Amerika Serikat, Padang Gibson di Autralia, Campos di Brasil, Takla Makan di Asia, juga terdapat di Indonesia.

Bioma padang rumput yang berada di Indonesia dapat kita temukan di Yogyakarta, Sumbawa, Nusa Tenggara Timur, dan juga Nusa Tenggara Barat.

 

Baca Juga: Pengertian Inset Peta - Karakteristik, Fungsi, Jenis dan Cara Membuat Inset Peta Secara Lengkap

 

 

Ciri-ciri Bioma Stepa

Ciri – ciri yang terdapat pada Bioma Stepa antara lain :

  • curah hujan yang tidak teratur, antara 250-500 mm/tahun
  • Suhu 19ºC – 30ºC saat musim panas, 12ºC – 20ºC saat musim dingin
  • Suhu udara di siang 45ºC dan di malam hari sekitar 0ºC
  • Memiliki kelembaban udara yang sangat rendah
  • Evaporasi (penguapan) tinggi yang lebih cepat dari prepitiasi (hujan)
  • Tanahnya berupa tanah tandus yang pada umumnya tidak mampu menyimpan air yang disebabkan oleh rendahnya tingkat porositas tanah dan sistem penyaluran yang kurang baik sehingga menyebabkan rumput-rumput tumbuh dengan subur, bahkan beberapa jenis rumput tingginya mencapai tiga setengah meter. Hal ini menyebabkan tumbuhnya vegetasi rumput yang luas
  • Bioma Stepa memiliki pepohon yang khas yaitu Akasia yang wilayah persebarannya meliputi Afrika, Amerika Selatan, Amerika Serikat bagian barat, Argentina dan Australia
  • Di Indonesia, daerah yang paling banyak memilki stepa adalah Nusa Tenggara Timur
  • Merupakan padang rumput yang beriklim sedang

Komponen Pendukung Bioma Stepa

  • Organisme autotrof, yaitu organisme yang membuat makanannya sendiri dengan bantuan cahaya matahari, air dan komponen udara sekitar. Organisme autotrof pada bioma stepa adalah tanaman atau rumput.
  • Organisme hetrotof, yaitu organisme yang tidak bisa membuat makanannya sendiri, contohnya adalah hewan pemakan rumput.
  • Abiotik, yaitu merupakan komponen yang tidak hidup, misalnya air, tanah, bebatuan, udara dan sinar matahari.
  • Pengurai, yaitu organisme yang bertugas menguraikan bahan organik dari benda hidup yang sudah mati, misalnya hewan mati, batang pohon, dan lain – lain.

 

Fakta Bioma Stepa


Ada beberapa fakta tentang Bioma Stepa yang wajib diketahui, antara lain :

  1. Umumnya terletak di antara gurun dan hutan.
  2. Sebesar 25% dari luas permukaan bumi ditutupi dengan bioma stepa.
  3. Hanya terdapat 2% dari bioma stepa asli yang ada di Amerika Utara. Sebab, sebagian Bioma beredar sudah diubah menjadi lahan pertanian.
  4. Setiap benua ditemukan Bioma Stepa kecuali benua Antartika.
  5. Memiliki iklim stepa tropis dan subtropis. Pada stepa tropis terjadi cuaca hangat sepanjang tahun, sedangkan ketika stepa subtropis suhu hangat berjalan setengah tahun.
  6. Stepa tropis berada pada belahan bumi selatan dan stepa subtropis berada pada belahan bumi bagian utara.
  7. Wilayah Stepa cocok ditanami berbagai tumbuhan dan menggembalakan hewan. Pasalnya, tanahnya Stepa membentang luas dan tergolong subur.
  8. Sangat potensial terjadi kebakaran periodik.
  9. Rumput yang ada di bioma stepa tropis biasanya lebih tinggi dibanding subtropis.

 

Jenis-jenis Bioma Stepa

 Bioma Stepa terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu diantaranya :

  • Stepa iklim kering, yang memiliki suhu 220C dengan ketinggian kurang dari 900m.
  • Stepa iklim basah, yang memiliki suhu 26°C dengan ketinggian kurang dari 1000m. Stepa iklim basah ini berbentuk rawa.
  • Rawa rumput, yang memiliki suhu 260C dengan ketinggian kurang dari 1.000m.
  • Stepa tanah rendah, yang memiliki suhu 260C dengan ketinggian kurang dari 1.000m.
  • Stepa pegunungan, yang memiliki suhu 180C dengan ketinggian 1.500 m – 2.400
  • Stepa berawa gunung, yang memiliki suhu 100C dengan  ketinggian 1.500 m – 2.400m.
  • Stepa Alpin, yang memiliki suhu kurang dari 100C dengan ketinggian 4.000 m – 4.500 m.
  • Komunitas rumput dan tundra/lumut, yang memiliki suhu 100C dengan ketinggian lebih dari 4.500 m.

Pada Musim dingin, bioma stepa mengalami penurunan suhu yang rendah yaitu -40° F sedangkan pada musim panas suhu bisa meningkat menjadi 70° F. Sehingga pada bioma stepa terdapat 2 musim, yaitu musim tanam dan musim aktif. Musim tanam terjadi selama tidak turun salju. Pada musim ini tanaman dapat mengalami pertumbuhan (berlangsung kurang lebih 100 sampai 175 hari). Tanaman bisa tumbuh ketika suhu harian mencapai saat 50° F. Sedangkan selama musim aktif (tidak tumbuh) tanaman tidak bisa tumbuh, sebab terlalu dingin.

 

Jenis Flora dan Fauna pada Bioma Stepa

  • Flora : Pohon Akasia dan Semak Belukar
  • Fauna : Rusa, Antelop, Kerbau, Kanguru, Harimau, Singa, dan Ular

 

Dalam flora dan fauna terdapat persebaran. Persebaran flora dan fauna di muka bumi dipengaruhi oleh 3 faktor utama, yaitu :
A. Penyebab Persebaran

  1. Tekanan Populasi, semakin banyak /bertambahnya populasi akan menyebabkan kebutuhan akan persediaan bahan makanan menjadi semakin sulit dipenuhi sehingga menyebabkan migrasi.
  2. Persaingan, ketidakmampuan fauna dalam bersaing dalam memperebutkan wilayah kekuasaan dan bahan makanan yang dibutuhkan juga mendorong terjadinya migrasi ke daerah lain
  3. Perubahan Habitat, berubahnya lingkungan tempat tinggal dapat menyebabkan ketidakmampuan dalam beradaptasi terhadap perubahan tersebut dan menjadi merasa tidak cocok untuk terus menempati daerah asal.

B. Sarana Persebaran

  1. Udara, dengan media udara fauna dapat bermigrasi dari kekuatan terbang sedangkan flora dapat menggunakan angin untuk bermigrasi dari berat-ringannya benih.
  2. Air, kemampuan fauna dalam berenang terutama hewan-hewan air menyebabkan perpindahan mudah terjadi.  Benih tumbuhan dapat terangkut dan berpindah tempat dengan menggunakan media aliran air sungai atau arus laut.
  3. Lahan, hampir semua fauna daratan menggunakan lahan sebagai media untuk berpindah tempat.
  4. Pengangkutan Manusia, baik secara sengaja ataupun tidak manusia dapat menyebabkan perpindahan flora dan fauna.

C. Hambatan (barier) Persebaran

  1. Hambatan Iklim, keadaan iklim terutama yang bersifat ekstrim dapat dapat menghambat persebaran misalnya kondisitemperatur, kelembaban udara dan curah hujan.
  2. Hambatan Edafik (tanah), tanah sangat berpengaruh bagi tanaman/tumbuhan karena sangat memerlukan unsur-unsur penting dalam tanah yaitu unsur hara, udara, kandungan air yang cukup. Lapisan tanah yang tipis dan keras membuat hewan-hewan yang terbiasa menggali tanah dan bertempat tinggal di dalam tanah memilih mencari daerah yang lapisan tanahnya tebal dan gembur.
  3. Hambatan Geografis, bentang alam muka bumi dapat menghambat persebaran flora dan fauna seperti samudera, padang pasir, sungai dan pegunungan.
  4. Hambatan Biologis, kondisi lingkungan yang cocok untuk hidup serta persediaan bahan makanan yang melimpah menjadi faktor penghambat flora dan fauna dalam bermigrasi. Hal ini berkaitan dengan kecocokan dengan kondisi alam.

 

Jenis Bioma

1. Bioma Tundra

Bioma tundra adalah jenis bioma yang didominasi oleh tumbuh-tumbuhan kecil seperti rumput dan lumut, serta tidak ada pepohonan sama sekali. Persebaran bioma tundra mulai dari lingkungan dengan iklim es abadi seperti di sekitar kawasan kutub utara dan beberapa wilayah kutub selatan.

Istilah tundra dapat diartikan sebagai dataran yang tidak memiliki pepohonan. Selain lumut dan rumput, tumbuhan berbunga kecil juga menjadi vegetasi alami dari jenis bioma ini. Contoh kawasan dengan bioma tundra adalah lingkar artik, Greenland yang berada di kutub utara.

Tundra bisa terbentuk sebagai akibat dari lingkungan yang tidak mendapat cahaya matahari selama berbulan-bulan. Oleh sebab itu bioma tundra hanya ada di wilayah kutub.

Berikut ini adalah beberapa ciri-ciri dari bioma tundra, antara lain:

  • Seluruh lingkungannya ditutupi oleh es dan salju.
  • Radiasi matahari yang terjadi sangat sedikit.
  • Musim dingin berlangsung dalam waktu yang sangat panjang, yaitu sembilan bulan dan pada saat itu suasana menjadi gelap.
  • Musim panas berlangsung dalam waktu tiga bulan dan sekaligus menjadi waktu bagi vegetasi untuk mengalami pertumbuhan.
  • Usia tumbuhan yang hidup di bioma tundra sangat singat yaitu hanya sekitar 30 sampai 120 hari saja dalam setahun dan juga mempunyai warna yang sangat mencolok.
  • Tumbuhan yang hidup adalah kelompok semak-semak.

2. Bioma Gurun

Bioma gurun juga disebut sebagai bioma padang pasir dan dikenal sebagai kawasan dengan kemampuan untuk menjamin kehidupan sangat kecil. Akan tetapi pada kenyataannya wilayah gurun juga menyimpan kehidupan yang cukup tersembunyi agar dapat bertahan hidup dan biasanya hanya terjadi di siang hari.

Diketahui bahwa sekitar sepertiga kawasan di muka bumi adalah gurun, seperti Gurun Sahara yang ada di Afrika Utara, Takla Makan dan Gurun Gobi di Asia, Great Basin di Amerika Utara, Gibson di Australia, dan juga Parangtritis di Indonesia.

Berikut ini adalah ciri-ciri dari bioma gurun, antara lain:

  • Curah hujan bioma gurun sangat rendah, yakni sekitar 25 mm per tahun.
  • Suhu pada waktu siang hari bisa mencapai 45 derajat Celcius, sedangkan pada waktu malam hari dapat turun hingga mencapai 0 derajat Celcius.
  • Kelembaban udara di kawasan gurun sangatlah rendah.
  • Proses evaporasi atau penguapan berlangsung sangat cepat dan tinggi dibandingkan dengan presipitasi atau hujan.
  • Kondisi tanahnya sangat berpasir karena tidak memiliki kemampuan untuk menampung air.
  • Tingkat deflasi yang terjadi sangatlah tinggi.

Lingkungan biotik pada bioma gurun ditandai dengan flora yang mampu beradaptasi dengan lingkungan kering atau xerofit seperti pohon kurma, zaitun, dan kaktus. Sementara untuk fauna yang hidup di kawasan ini terbagi menjadi dua, yaitu fauna besar yang bisa menyimpan cadangan air seperti unta.

Sedangkan untuk fauna kecil berasal dari jenis yang bisa aktif di waktu malam dan pagi hari. Lalu pada siang hari binatang tersebut akan bersembunyi di dalam lubang-lubang. Beberapa contoh fauna yang menghuni bioma gurun adalah ular, kadal, tikus, dan serangga.

3. Bioma Stepa

Bioma stepa juga biasa disebut sebagai bioma padang rumput dan sesuai dengan namanya bioma ini didominasi oleh flora rerumputan. Persebaran bioma padang rumput stepa adalah wilayah dengan curah hujan rendah di sepanjang kawasan beriklim tropis dan subtropis dengan iklim sedang.

Beberapa kawasan yang memiliki bioma stepa antara lain Gurun Sahara di Afrika Utara, Padang Gibson di Australia, Takla Makan di Asia Tengah, Siberia di Rusia Selatan, Pampa di Argentina, Putza di Hongaria, Great Plains di Kanada, Campos di Brazil, serta Great Basing dan Praire di Amerika Serikat.

Sementara itu, di Indonesia sendiri beberapa wilayah yang memiliki bioma padang rumput antara lain adalah Yogjakarta, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, dan juga Sumbawa. Berikut ini adalah ciri-ciri dari bioma padang rumput stepa ini, yaitu:

  • Berada di kawasan peralihan dari iklim basah atau hummid ke iklim kering atau arid.
  • Rata-rata curah hujan antara 50 sampai 100 mm per tahun.
  • Curah hujan umumnya tidak teratur dan relatif rendah bahkan bisa mencapai 25 mm per tahun.
  • Kurangnya curah hujan membuat bioma stepa tidak mempunyai kandungan air yang banyak, sehingga tanahnya cenderung tandus dan berpasir.
  • Suhu udara pada waktu siang hari kurang lebih 45 derajat Celcius dan pada malam hari turun menjadi 0 derajat Celcius.
  • Rendahnya curah hujan juga berimbas pada kelembaban udara yang menjadi sangat rendah.
  • Proses evaporasi atau penguapan pada tumbuhan berlangsung sangat cepat dan tinggi, bahkan melebihi evaporasi prepitiasi atau hujan. Hal itu disebabkan oleh kondisi udara kering yang juga berimbas pada proses penyerapan air berlangsung lebih lama.

Jenis flora dan fauna yang hidup di bioma padang rumput stepa juga mempunyai karakteristik tersendiri. Beberapa contoh fauna yang menghuni bioma ini antara lain kelinci, mustang atau kuda liar, bison, kangguru, serigala, dan juga domba.

Flora yang tumbuh di bioma stepa adalah tanaman yang bisa beradaptasi pada lingkungan prioritas serta drainase yang kurang optimal. Jenis tanaman ini adalah rerumputan yang umumnya memiliki ketinggian antara 0,6 sampai 1,2 meter. Salah satu contoh tanaman di stepa adalah pohon akasia.

4. Bioma Hutan Hujan Tropis

Bioma hutan hujan tropis adalah kawasan dengan hutan yang lembab dan basah. Jenis bioma ini dapat dijumpai di wilayah sekitar garis khatulistiwa, tepatnya pada lintang 0 sampai 10 derajat ke utara dan selatan khatulistiwa. Kondisi hutan yang basah dan lembab disebabkan oleh curah hujan yang tinggi.

Sesuai dengan namanya, tipe bioma ini umumnya berada di wilayah tropis seperti Brazil di Amerika Selatan, Indonesia di Asia Tenggara, Papua Nugini, Kongo di Afrika Tengah, Australia, Amerika Tengah, Meksiko, Kepulauan Pasifik, serta wilayah di sepanjang aliran Sungai Amazon-Orinaco.

Ciri khas dari bioma hutan tropis yaitu sebagai berikut:

  • Tingkat kelembaban lingkungan cukup tinggi, khususnya di area dasar hutan.
  • Suhu bioma hutan hujan tropis kurang lebih 25 derajat Celcius.
  • Curah hujan sepanjang tahun pada bioma hutan tropis bersifat merata, dalam intensitas sangat tinggi yaitu berkisar antara 2000 sampai 2250 mm per tahun.
  • Sinar matahari yang diperoleh sangat memadai dan terus bersinar sepanjang tahun, hanya saja sinar tersebut tidak bisa sampai menembus hingga dasar hutan.
  • Perubahan suhu pada setiap bulan relatif kecil dan rendah.
  • Tidak terjadi perubahan suhu yang signifikan pada siang serta malam hari, karena kondisinya cenderung selalu gelap akibat keberadaan tudung pohon atau kanopi yang lebat.
  • Sepanjang tahun pepohonan pada bioma ini selalu hijau atau evergreen.
  • Ketinggian pohon utama bioma hutan hujan tropis antara 20 sampai 40 meter dengan cabang rapat dan lebat, sehingga membentuk kanopi atau payung pohon.
  • Lingkungan yang berada di bawah kanopi atau di atas permukaan tanah adalah iklim mikro.

Lingkungan biotik di bioma hutan hujan tropis untuk kelompok flora bersifat heterogen karena jumlah bisa sampai ratusan spesies. Tumbuhan khas di kawasan ini adalah liana atau tumbuhan menjalar seperti rotan serta epifit atau tumbuhan menempel seperti paku dan anggrek. Contoh pohon yang tingginya mencapai 50 meter adalah cendana atau pohon besi.

Sementara itu dari kelompok fauna yang menghuni kawasan hutan tropis adalah jenis satwa yang menyukai hidup pada waktu siang hari atau disebut diunal dan juga satwa yang senang hidup di saat malam hari atau nokturnal. Contoh fauna diunal yaitu orang utan, sedangkan fauna nokturnal, yaitu macan tutul dan burung hantu.

5. Bioma Hutan Gugur

Bioma hutan gugur adalah wilayah yang tanamannya meranggas atau daunnya berguguran pada waktu musim dingin. Kondisi ini disebabkan karena pada musim dingin tumbuhan tidak melakukan fotosintesis dan daunnya pun menjadi gundul.  Hal yang sama juga dilakukan oleh fauna, yaitu hibernasi atau tidur sepanjang musim dingin.

Tumbuh-tumbuhan akan kembali mengeluarkan daun ketika musim panas sudah hampir tiba atau pada saat musim semi berlangsung. Pada waktu tersebut, salju sudah mencair dan suhu lingkungan naik. Bioma hutan gugur berada di Amerika Serikat bagian selatan dan timur, Asia Timur, Eropa Barat, Australia, dan Chili.

Secara geografis wilayah yang memiliki bioma hutan gugur terletak pada 30 sampai 40 derajat Lintang Utara dan Lintang Selatan dengan kondisi iklim sedang. Berikut ini adalah karakteristik dari bioma hutan gugur, yaitu:

  • Curah hujan rata-rata antara 750 sampai 1000 mm setiap tahunnya.
  • Temperatur lingkungannya sekitar 17 sampai 22 derajat Celcius.
  • Terdiri atas empat musim yaitu musim panas, musim dingin, musim gugur, dan musim semi.
  • Saat musim panas curah hujan, kelembaban, dan radiasi matahari menjadi tinggi.
  • Menjelang saat musim dingin atau disebut sebagai musim gugur radiasi matahari, suhu, dan kelembabannya mulai menurun. Pada waktu ini tanaman kesulitan memperoleh pasokan air, sehingga daunnya berubah warna menjadi cokelat dan merah lalu berguguran.
  • Saat musim dingin tanaman sudah tidak berdaun alias gundul, proses fotosintesis tidak berlangsung, dan beberapa speseis fauna berhibernasi.
  • Menjelang musim panas atau dikenal sebagai musim semi suhu mulai naik dan salju pun mencair, sehingga tumbuh-tumbuhan mulai mengeluarkan kembali daunnya.
  • Jenis tumbuhannya cenderung sedikit dan kurang beragam seperti pada bioma hutan tropis.
  • Daun tanaman di bioma hutan gugur umumnya lebar.

Lingkungan biotik pada bioma hutan gugur dari jenis flora didominasi jenis bunga sakura, bambu, pakis, pohon maple yang merupakan bunga nasional di Kanada, palem, pohon oak, eucalyptus, dan pohon momiji. Sementara jenis fauna antara lain bajing, rakun, serangga, burung, kiwi, serta tasmania.

6. Bioma Hutan Taiga

Bioma hutan taiga adalah jenis yang paling luas di antara berbagai macam bioma lainnya. Rata-rata hutan taiga dapat dijumpai di antara kawasan beriklim subtropis dan wilayah kutub. Taiga merupakan hutan homogen yang di dalamnya hanya terdapat satu spesies, seperti pinus dan jenisnya.

Kondisi kawasan yang menjadi wilayah bioma hutan taiga ditandai dengan suhu yang berada di antara musim dingin dan musim panas. Persebarannya meliputi wilayah Skandinavia di Eropa Utara yang merupakan taiga paling besar, Siberia, Rusia, Alaska, dan juga Kanada.

Ciri-ciri hutan taiga adalah sebagai berikut:

  • Suhu kawasan bioma taiga berkisar antara -12 derajat Celcius sampai dengan 0 derajat Celcius.
  • Selisih suhu pada saat musim panas dan musim dingin termasuk tinggi, di mana suhu tinggi pada musim panas berlangsung lama dan suhu rendah pada musim dingin berlangsung pendek.
  • Musim kemarau berlangsung cepat, yaitu sekitar satu sampai tiga bulan saja dan selebihnya adalah musim dingin yang berlangsung dalam waktu lama.
  • Ketika musim dingin berlangsung air tanah pada bioma taiga akan menjadi es dengan kedalaman yang bisa mencapai 2 meter di bawah permukaan tanah.
  • Pada saat musim panas tanaman mengalami pertumbuhan setidaknya dalam waktu tiga sampai enam bulan.
  • Curah hujannya tinggi, yaitu berada pada kisaran 400 sampai 750 mm per tahun.
  • Jenis flora yang dapat tumbuh di bioma taiga sangat sedikit, hanya sekitar 2 sampai 3 jenis. Oleh sebab itu tumbuhannya bersifat homogen atau seragam.

Lingkungan biotik dari bioma taiga terdiri atas flora yang ciri khasnya adalah berdaun konifer atau berjarum seperti pinus dan cemara.  Tumbuhan yang hidup di kawasan ini nyaris selalu hijau sepanjang tahun. Selain itu keanekaragaman floranya juga sangat rendah, sehingga dikenal sebagai hutan homogen.

Meski begitu fauna yang menghuni kawasan ini cukup bervariasi seperti beruang hitam, beruang, serigala, ajak, dan berbagai jenis burung yang kebetulan bermigrasi pada saat musim dingin ke wilayah tropis. Pada musim dingin kelompok mamalia kecil dan tupai biasanya akan melakukan hibernasi.

7. Bioma Sabana

Bioma sabana atau savana adalah padang rumput yang sekelilingnya tumbuh sekumpulan pohon dan semak. Sabana dapat dibagi menjadi dua berdasarkan jenis tanaman yang tumbuh yaitu sabana murni di mana tanaman yang tumbuh hanya satu jenis dan sabana campuran yang terdiri atas beberapa jenis tanaman.

Persebaran bioma sabana dapat dijumpai di kawasan Afrika, Australia, Amerika Selatan, serta wilayah Nusa Tenggara di Indonesia. Berikut ini beberapa ciri-ciri paling umum dari bioma padang rumput savana, antara lain:

  • Berada di wilayah khatulistiwa yang memiliki iklim tropis.
  • Curah hujan rata-rata per tahun antara 100 sampai 150 mm.
  • Curah hujan di bioma sabana tidak teratur dan dalam intensitas sedang.
  • Kondisi drainase atau pengairan serta porositas atau air yang meresap ke dalam tanah termasuk baik.

Lingkungan biotik pada bioma savana didominasi oleh flora dari kelompok pohon yang tingginya maksimal 4 meter, semak belukar, dan rerumputan. Jenis fauna yang bisa hidup di kawasan ini antara lain adalah jerapah, zebra, gajah, singa, kuda nil, cheetah, dan sebagainya.

8. Bioma Hutan Bakau

Bioma hutan bakau atau hutan mangrove dapat dijumpai pada wilayah tropis dan suptropis di sepanjang pantai. Jenis tumbuhan yang mendominasi kawasan ini berasal dari keluarga Rhizophora atau pohon bakau yang sekaligus menjadi dasar penamaan bioma ini.

Ciri-ciri bioma ini, yaitu:

  • Kadar garam air serta tanah pada bioma hutan bakau cukup tinggi.
  • Kadar oksigen atau O2 rendah.
  • Lingkungannya akan banjir pada waktu air pasang, kemudian berlumpur dan becek saat air kembali surut.

Lingkungan biotik pada bioma hutan bakau ditandai dengan flora khas seperti bakau, bogem atau Bruguiere, dan pohon kayu api dari famili Aviciennia. Sedangkan dari kelompok fauna dijumpai fauna khas, seperti buaya bakau, burung pigeon, dan juga komodo.

9. Bioma Hutan Lumut

Bioma hutan lumut adalah kawasan yang vegetasinya didominasi oleh tumbuhan dari kelompok lumut. Lumut tersebut tidak hanya tumbuh di atas permukaan bebatuan dan tanah, tetapi juga tumbuh menutupi batang pohon-pohon berkayu. Dapat disimpulkan bahwa di bioma ini juga ada berbagai jenis tanaman selain lumut.

Lokasi bioma hutan lumut dapat dijumpai di wilayah pegunungan dengan ketinggian melebihi batas kondensasi dari uap air serta di area lereng gunung, tepatnya di kawasan beriklim tropis. Jenis bioma ini juga biasa disamakan dengan bioma tundra.

Berikut ini adalah beberapa ciri-ciri dari bioma hutan lumut, yaitu:

  • Hujan selalu terjadi sepanjang hari, sehingga kelembaban bioma hutan lumut menjadi sangat tinggi.
  • Suhu pada lingkungan ini rendah yang mengakibatkan embun terus muncul.
  • Pohon-pohon besar batangnya ditutupi oleh tanaman lumut.

Lingkungan biotik pada bioma hutan lumut dapat diketahui dengan fauna khas berupa European Hedgeh, sedangkan untuk flora utamanya adalah kelompok jamur.

10. Bioma Hutan Musim

Bioma hutan musim juga sering disamakan dengan hutan tropis, akan tetapi kedua bioma ini pada dasarnya memiliki perbedaan. Penamaan hutan musim diambil dari tipe vegetasi yang mendominasi wilayah hutan ini. Misalnya hutan jati yang didominasi oleh vegetasi pohon jati dan hutan angsana yang didominasi oleh vegetasi pohon angsana.

Pixabay

Persebaran bioma hutan musim dapat dijumpai pada wilayah yang beriklim tropis. Misalnya di Indonesia hutan musim terdapat di kawasan Jawa Timur dan Jawa Tengah. Karakteristik dari tipe bioma ini adalah sebagai berikut:

  • Jenis flora yang tumbuh memiliki ketahanan yang tinggi terhadap kondisi kering.
  • Pada musim kemarau daun tanamannya akan gugur atau meranggas, sedangkan pada musim hujan daunnya sangat lebat.
  • Kelompok tumbuhan didominasi oleh jenis tanaman tropofit atau mempunyai kemampuan beradaptasi tinggi baik pada lingkungan kering saat kemarau ataupun pada lingkungan basah saat musim hujan.

 

 

Baca Juga:  Garis bujur adalah - Fungsi Garis Bujur, contoh dan Perhitungan Pembagian Waktu di Indonesia

 

Demikian Penjelasan Tentang Bioma Stepa : Pengertian, Proses, Ciri-ciri dan Persebarannya Secara Lengkap. Semoga Artikel ini bermanfaat dan jangan Lupa selalu Kunjungi ilmuips.my.id Untuk Mendapatkan Artikel Lainnya.

 

 Penelusuran yang terkait dengan Bioma Stepa adalah

  • bioma tundra
  • bioma taiga
  • bioma gurun
  • bioma sabana
  • bioma hutan gugur
  • stepa di indonesia
  • ciri-ciri bioma tundra
  • contoh stepa

Post a Comment for "Bioma Stepa : Pengertian, Proses, Ciri-ciri dan Persebarannya Secara Lengkap"