Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pengertian Erosi Tanah Adalah : Proses Terjadinya, Faktor Penyebab, Cara Mencegah, dan Dampak Erosi Bagi Tanah dan Lingkungan


 Pengertian Erosi Tanah

Erosi tanah adalah suatu proses atau peristiwa hilangnya lapisan permukaan tanah atas, baik disebabkan oleh pergerakan air maupun angin. Proses erosi ini dapat menyebabkan merosotnya produktivitas tanah, daya dukung tanah dan kualitas lingkungan hidup. Permukaan kulit bumi akan selalu mengalami proses erosi, di suatu tempat akan terjadi pengikisan sementara di tempat lainnya akan terjadi penimbunan, sehingga bentuknya akan selalu berubah sepanjang masa. Peristiwa ini terjadi secara alamiah dan berlangsung sangat lambat, sehingga akibat yang ditimbulkan baru muncul setelah berpuluh bahkan beratus tahun kemudian (Suripin, 2002).


Erosi adalah proses hilangnya atau terkikisnya tanah atau bagian-bagian tanah dari suatu tempat yang terangkut oleh air atau angin ke tempat lain. Tanah yang tererosi diangkut oleh aliran permukaan akan diendapkan di tempat-tempat aliran air melambat seperti sungai, saluran-saluran irigasi, waduk, danau atau muara sungai. Hal ini berdampak pada mendangkalnya sungai sehingga mengakibatkan semakin seringnya terjadi banjir pada musim hujan dan kekeringan pada musim kemarau (Arsyad, 2012).


Erosi merupakan salah satu proses dalam DAS yang terjadi akibat dari pemanfaatan lahan yang tidak sesuai dengan kemampuan lahan. Erosi juga merupakan salah satu indikasi untuk menentukan kekritisan suatu DAS. Besarnya erosi dan sedimentasi dari tahun ke tahun akan semakin bertambah apabila tidak dilakukan pengendalian atau pun pencegahan (Anonimus 2012).

 

 Baca Juga: Tata Surya dan Jagad Raya Pembahasan Secara Lengkap

 

Proses Terjadinya Erosi

Erosi dapat juga disebut pengkikisan atau kelongsoran sesungguhnyamerupakan proses penghanyutan tanah oleh desakan-desakan atau kekuatan air dan angin, baik yang berlangsung secara ilmiah atau pun sebagai akibat tindakan atau perbuatan manusia, sehubungan dengan itu maka kita akan mengenal normal
atau geological erosion dan accelerated erosion.


1. Normal/ geological erosion
Yaitu erosi yang berlangsung secara ilmiah, terjadi secara normal di apangan melalui tahap-tahap:

  • Pemecahan agregat-agregat tanah atau bongkah-bongkah tanah ke dalam partikel-partikel tanah yaitu butiran-butiran tanah yang kecil,
  • Pemindahan partikel-partikel tanah tersebut baik dengan melalui penghanyutan ataupun karena kekuatan angin,
  • Pengendapan partikel-partikel tanah yang terpindahkan atau terangkut tadi di tempat-tempat yang lebih rendah atau di dasar-dasar sungai.

Erosi secara alamiah dapat diikatkan tidak menimbulkan musibah yang hebat bagi kehidupan manusia atau keseimbagan lingkungan dan kemungkinankemugkinan hanya kecil saja, ini dikarenakan banyaknya partikel-partikel tanah yang dipindahkan atau terangkut seimbang dengan banyaknya tanah yang terbentuk di tempat-tempat yang lebih rendah itu

 

 2. Accelerated erosion
Yaitu dimana proses-proses terjadinya erosi tersebut yang dipercepat akibat tindakan-tindakan dan atau perbuatan-perbuatan itu sendiri yang bersifat negatif atau pun telah melakukan kesalahan dalam pengelolaan tanah dalam pelaksanaan pertaniannya. Jadi dalam hal ini berarti manusia membantu mempercepat terjadinya erosi tersebut. Erosi yang dipercepat banyak sekali menimbulkan malapetaka karena memang lingkungannya telah mengalami kerusakan-kerusakan, menimbulkan kerugian besar seperti banjir, kekeringan ataupun turunnya produktivitas tanah. Mengapa demikian? Tidak lain karena
bagian-bagian tanah yang terhanyutkan atau terpindahkan adalah jauh lebih besar dibanding dengan pembentukan tanah. Penipisan-penipisan tanah akan berlangsung terus kalau tidak segera dilakukan penanggulangan, sehingga selanjutnya tinggal lapisan bawah tanah (sub soil) yang belum matang (Kartasapoetra, Kartasapoetra, Mul, 2000).


Di dalam proses terjadinya erosi akan melalui beberapa pase yaitu pase pelepasan, pengangkutan dan pengendapan. Pada pase pelepasan partikel dari aggregate/massa tanah adalah akibat dari pukulan jatuhnya atau tetesan butir hujan baik langsung dari darat maupun dari tajuk pohon tinggi yang menghancurkan struktur tanah dan melepaskan partikelnya dan kadang-kadang terpecik ke udara sampai beberapa cm. Pase selanjutnya adalah pase pengangkutan partikel dimana kemampuan pengangkutan dari suatu aliran sangat dipengaruhi besar kecilnya bahan/partikel yang dilepaskan oleh pukulan butir hujan atau proses lainnya. Bila telah tiba pada tempat dimana kemampuan angkutan sudah tidak ada lagi, biasanya pada bagian tempat yang rendah maka energi aliransudah tidak mampu lagi untuk mengangkut partikel-partikel tanah tersebut makaterjadilah endapan (Triwanto, 2012).


Proses erosi terdiri atas tiga bagian yang berurutan: pengelupasan(detachment), pengangkutan (transportation), dan pengendapan (sedimentation) (Asdak, 2007). Menurut Suripin (2002) juga menyatakan bahwa proses erosi  tanah yang disebabkan oleh air meliputi tiga tahap yang terjadi dalam keadaan normal di lapangan, yaitu tahap pertama pemecahan bongkah-bongkah atau agregat tanah ke dalam bentuk butir-butir kecil atau partikel tanah, tahap kedua pemindahan atau pengangkutan butir-butir yang kecil sampai sangat halus tersebut, dan tahap ketiga pengendapan partikel tersebut di tempat yang lebih rendah di dasar sungai.

 

Faktor-Faktor Penyebab Erosi Tanah

Erosi tanah bisa terjadi secara alamiah maupun ulah manusia. Erosi tanah juga dapat menyebabkan kerusakan hutan di sekitar lingkungan. besar kecilnya peristiwa tersebut sangat tergantung pada beberapa faktor seperti :

1. Faktor iklim

Faktor iklim sangat berpengaruh pada terjadinya suatu erosi tanah. Perubahan musim, kecepatan angin, intensitas hujan, frekuensi terjadinya badai, maupun suhu rata-rata suatu wilayah dapat menjadi faktor yang menyebabkan terjadinya pengikisan tanah. Wilayah yang memiliki curah hujan dengan frekuensi yang tinggi maupun wilayah yang memiliki frekuensi terjadinya badai dan terpaan angin yang lebih intens akan lebih mudah mengalami erosi.

2. Faktor Geologi

Terjadinya erosi tanah juga sangat dipengaruhi oleh kondisi geologi suatu area seperti kemiringan lahan, panjangnya lahan, tipe batuan, tipe sedimen, maupun permeabilitas lahan. Semakin curam suatu area, maka energi air untuk mengangkut material-material tanah akan semakin besar.

3. Faktor Biologis

Faktor biologis seperti vegetasi, kondisi tanah, serta makhluk hidup yang tinggal disuatu area juga memberikan pengaruh pada terjadinya erosi tanah.

Berikut adalah beberapa pengaruh dari faktor biologis : 
1. Vegetasi

Vegetasi yang baik akan dapat membantu mengurangi kekuatan air hujan untuk menghancurkan tanah, yaitu dengan menghalanginya agar tidak jatuh langsung ke permukaan tanah. Adapun pengaruh suatu vegetasi sebagai pelindung tanah antara lain adalah :

  • Melindungi tanah dari terpaan air hujan secara langsung
  • Mempertahankan agar partikel-partikel tanah tetap pada tempatnya
  • Mengurangi kecepatan aliran air
  • Mempertahankan kemampuan tanah dalamproses penyerapan air

 2. Kondisi tanah

Kondisi tanah juga ikut menentukan terjadinya erosi tanah, dimana tanah memiliki tipe yang berbeda-beda terhadap terjadinya erosi. Tanah memiliki sifat kimia maupun sifat fisik yang dapat menentukan mudah tidaknya tanah tersebut untuk tererosi. Adapun sifat-sifat tersebut adalah :

  • Sifat yang berpengaruh pada permeabilitas, laju infiltrasi, serta kemampuan atau kapasitas menahan air
  • Sifat yang berpengaruh pada ketahanan struktur tanah terhadap pengikisan yang disebabkan oleh air hujan serta aliran permukaan.

 3. Makhluk hidup

Makhluk hidup terutama manusia dapat melakukan hal-hal yang dapat meningkatkan intensitas terjadinya erosi tanah pada saat mereka mengelola lahan, seperti eksploitasi hutan secara besar-besaran hanya untuk membuka lahan baru untuk bercocok tanam dan lain sebagainya.

 

Solusi Dalam Mencegah Erosi Tanah

1. Terapkan Praktik Pertanian yang Ramah Tanah

Metode terasering perlu diterapkan agar pertanian di lereng bukit dapat dikelola dengan lebih baik. Terasering mencegah erosi dan mampu mengalirkan lebih banyak air untuk tanaman. Selain itu, lahan pertanian lereng bukit membutuhkan tutupan tanaman untuk membantu mempertahankan kondisi tanah. Hal ini dapat dilakukan melalui metode tumpangsari, yaitu menanam dua jenis tanaman bersamaan di ladang yang sama, misalnya menanam jagung atau kedelai di antara barisan pohon kelapa sawit. Bagi petani kecil, sistem wanatani dengan berbagai tanaman dan pohon ditanam secara bersamaan juga dapat menjadi solusi ramah tanah yang efektif. Selain itu, penggunaan pupuk kandang dapat meningkatkan bahan organik yang terkandung dalam tanah, sehingga mencegah erosi. Akhirnya, rotasi tanaman berakar dalam dan berakar dangkal dapat memperbaiki struktur tanah dan pada saat yang sama mengurangi erosi.


2. Tawarkan Insentif untuk Pengelolaan Tanah

Meskipun ilmu pengelolaan tanah secara berkelanjutan terus berkembang, penerapannya seringkali sulit untuk dilakukan akibat konteks sosio-ekonomi yang ada. Praktik-praktik tanah berkelanjutan harus mempertimbangkan kemampuan finansial petani. Saat ini, praktik anti-erosi umumnya membutuhkan biaya rata-rata sebesar $500 per hektar, nilai investasi yang sangat besar bagi seorang petani. Untuk itu, pemerintah dan pihak bank harus membantu para petani mendapatkan akses kredit dan mau mendukung praktik pencegahan erosi yang ada. Hal ini tidak hanya baik bagi petani, namun juga seluruh masyarakat. Biaya pencegahan erosi ini jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan biaya yang diperlukan untuk pemulihan dan rehabilitasi lahan, yang diperkirakan mencapai $1.500 - $2.000 per hektar oleh satu sumber dan $15.221 per hektar oleh sumber lainnya.


3. Pencegahan DAN Rehabilitasi

Rehabilitasi tanah yang sudah rusak, menghentikan penurunan kualitas tanah lebih jauh dan mengutamakan langkah-langkah pencegahan erosi dalam kebijakan pengelolaan lahan merupakan kunci pengelolaan dan pengurangan erosi tanah. Melalui cara-cara ini, kita dapat membantu mencegah timbulnya kelaparan dan memitigasi krisis iklim.

 

Dampak Erosi Bagi Tanah dan Lingkungan

Erosi dapat memberikan dampak negatif dan positif bagi manusia dan lingkungan. Berikut ini adalah dampak-dampak yang ditimbulkan dari erosi.

a. Dampak Negatif

Salah satu dampak yang utama dari erosi adalah terjadinya penipisan lapisan permukaan tanah yang ada di bagian atas, sehingga menyebabkan penurunan kemampuan lahan atau degradasi lahan.Akibat lainnya adalah menurunnya kemampuan tanah dalam peresapan air atau infiltrasi. Penurunan kemampuan lahan dalam meresap air akan menyebabkan peningkatkan limpasan air permukaan dan kemudian menyebabkan banjir di sungai-sungai serta berkurangnya cadangan air tanah.Selain itu, butiran-butiran tanah yang terangkut aliran permukaan akhirnya akan mengendap di sungai (sedimentasi) dan selanjutnya akan terjadi pendangkalan sungai akibat tingginya sedimentasi.

Erosi berkaitan dengan beberapa faktor, mulai dari faktor iklim, termasuk besar dan intensitas hujan, musim, rentang suhu, kecepatan angin, frekuensi badai. Selain itu, faktor geologi juga berpengaruh seperti tipe bebatuan, tipe sedimen, permeabilitas, porositas, dan kemiringan lahan.Sedangkan untuk faktor biologis, yaitu dipengaruhi oleh makhluk hidup yang tinggal dalam lahan tersebut, tutupan vegetasi lahan, serta tata guna lahan yang dilakukan manusia.Erosi juga menyebabkan pendangkalan pada waduk-waduk, sehingga menyebabkan berkurangnya volume air yang ada di waduk tersebut. Dampak lainnya juga terdapat pada pendangkalan saluran-saluran serta pintu-pintu air yang ada di irigasi.

Kondisi ini dapat menyebabkan aliran debit air yang ada di saluran maupun pintu air menjadi berkurang. Sehingga diperlukan proses pengerukan untuk mengatasi sedimentasi dan tentunya membutuhkan biaya yang tidak sedikit.Begitupula dengan masyarakat yang memanfaatkan irigasi untuk lahan pertanian, kondisi ini juga akan merugikan dikarenakan berkurang aliran debit air pada saluran air.

b. Dampak Positif

Selain memiliki dampak negatif, erosi juga memiliki dampak positif, antara lain:

  • Menambah kesuburan tanah yang ada di daerah endapan. Tanah yang terkikis di bagian hulu sungai biasanya adalah tanah yang subur dan banyak mengandung unsur-unsur hara seperti N, P, K serta bahan-bahan organik. Unsur-unsur hara ini akan terbawa air ke daerah endapan dan bisa menyebabkan tanah menjadi subur
  • Pada dataran alluvial yang berada di suara sungai serta memiliki stadium lanjut, bisa dijadikan sebagai area pemukiman. Misalnya, wilayah Tanjung Bunga yang berada di muara sungai Jeneberang merupakan daerah hasil sedimentasi proses erosi yang saat ini dijadikan daerah pemukiman penduduk
  • Timbulnya kesadaran dan inisiatif, baik pemerintah ataupun masyarakat dalam melakukan konservasi pada lahan-lahan kritis melalui proses penghijauan

 

 

 Baca Juga: Proses Terjadinya Bumi dan Tata Surya Ringkasan Secara Lengkap

 

Demikian Penjelasan Tentang  Pengertian Erosi Tanah Adalah : Proses Terjadinya, Faktor Penyebab, Cara Mencegah, dan Dampak Erosi Bagi Tanah dan Lingkungan. Semoga Artikel ini Bermanfaat dan jangan Lupa Selalu Kunjungi Ilmuips.my.id Selalu.

 

Penelusuran yang terkait dengan erosi tanah adalah

  • erosi tanah adalah pdf
  • penyebab erosi tanah
  • contoh erosi
  • dampak erosi
  • proses terjadinya erosi
  • tenaga penyebab erosi
  • jenis-jenis erosi
  • macam macam erosi

Post a Comment for " Pengertian Erosi Tanah Adalah : Proses Terjadinya, Faktor Penyebab, Cara Mencegah, dan Dampak Erosi Bagi Tanah dan Lingkungan"