Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Perjanjian Tuntang: Sejarah, Latar Belakang, Tokoh, isi Perjanjian Dan Dampak Perjanjian Tuntang


Kapitulasi Tuntang adalah perjanjian penyerahan kekuasaan di Nusantara atau Indonesia dari pemerintah Hindia Belanda kepada Pemerintah Britania-Raya pada tahun 1811 di sebuah desa yang bernama Tuntang, sekarang berada di bawah kecamatan Tuntang, kabupaten Semarang.

 

 Baca Juga: Deklarasi Bangkok: Pengertian, Sejarah, Isinya dan Tujuan didirikannya ASEAN

 

 Sejarah Perjanjian Tuntang (Kapitulasi Tuntang)

Perjanjian Tuntang atau Penyerahan Tuntang adalah perjanjian antara Inggris dan Belanda tentang penyerahan kepulauan pada pemerintah Inggris. Perjanjian Tuntang terjadi sekitar tahun 1811 di desa Tuntang. Seluruh desa sekarang berada di wilayah administrasi Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang.Tuntang adalah tempat di mana otoritas Belanda beristirahat dan juga ada barak tentara. Itu terletak di tepi Danau Rawa Pening, yang mengalir ke Tuntang dan mengalir ke Laut Jawa.


Perjanjian Tuntang merupakan awal kekuasaan Inggris di kepulauan Nusantara atau di Indonesia pada masa Raffles, gubernur pemerintah Inggris di Nusantara.

Pada Agustus 1811, Inggris mendarat di Batavia (sekarang Jakarta) dan menyerbu terus ke “meester-cornelis”. Dalam keadaan tersebut, Jansens tidak dapat mempertahankan diri terhadap balatentara inggris lalu memindahkan markas besarnya ke semarang. Pangeran notokusumo dan anaknya turut pergi ke semarang, walaupun dibantu oleh prajurit-prajurit sunan, kanjeng sinuwun dan mangkunegara, jendral Jansens terpaksa menyerah, oleh karena sebagian besar dari tentara campuran tersebut melarikan diri. Pertahanan di serondol yang merupakan kunci pertahanan jansens digempur oleh inggris dan pada tanggal 18 september 1811 tercetus perjanjian tuntang. Penyerahan tuntang ditandatangani oleh gubernur jendral Jansens dan letnan jendral Sir Samuel Auchmuty.Ketika tentara inggris mendarat di semarang, kedua orang itu diberikan perintah pergike surabaya dan berada disana, ketika penyerahan di tuntang dilakukan.

 

3 isi perjanjian tuntang, yaitu

  • Jawa dan semua pangkalan-pangkalan (madura, palembang, makasar, sunda kecil) diserahkan kepada inggris.
  • Militer-militer pada pihak kompeni menjadi tawanan.
  • Pegawai sipil yang ingin, dapat bekerja terus dalam pemerintahan Inggris.

 

 Berdasarkan peraturan tersebutm engelhard tetap menjadi “minister”. Sudah diduga bahwa isi perjanjian tuntang itu tetap merugikan kraton yogyakarta. Pada tanggal 23 september 1811, kapten robinson (robinson) datang ke yogyakarta dengan pengumuman bahwa peraturan-peraturan yang telah ditetapkan oleh daendles tetap berlaku dan keadaan tidak boleh diubah. Namun sunan hamangkubuono II tidak memperdulikan perintah itu, praktis semua pemerintahan kerajaan beliau jalankan sendiri lagi. Kanjeng sinuwun turun dari tahta dan menjadi putera mahkota lagi. Selanjutnya, beliau minta diberhentikan karena permintaannya yang berkali-kali diajukan dengan alasan sakit (14 november 1811). Sultan sepuh semakin bertindak tegas kepada musuh.

Pada bulan Desember, Raffles yang berada di semarang dan hendak pergi ke surakarta dan yogyakarta membutuhkan tenaga pangeran notokusumo dan anaknya yang berkaitan diharuskan ada di semarang. Dalam konfensi yang diadakan di semarang antara raffles, notokusumo dan notodiningrat, diputuskan mengirim notokusumo ke yogyakarta lebih dulu untuk membicarakan permintaan Inggris dengan sultan.

Pada 27 september 1811, Raffles tiba di yogyakarta dan pada 28 desember 1811, diputuskan dengan perjanjian bahwa sultan tetap memegang pemerintahan. Kanjeng sinuwun diturunkan menjadi putera mahkota saja, dan sindunegoro tetap menjadi “rijksbestirder”. Penyebab raffles mengambil keputusan tersebut tidak diketahui karena itu perjanjian itu tidak ada lagi, bisa jadi Raffle menyuruh mengambil dan membakarnya (perjanjian itu) setelah insaf, bahwa perbuatannya terhadap sultan sepuh salah.

Ketika putera mahkota dilantik sebagai kanjeng sinuwun oleh daendles dibuat suatu perjanjian (10 januari 1811), dalam perjanjian seperti uang pantai dihapuskan, batas kerajaan diatur lagi, beberapa daerah-daerah diserahkan kepada pemerintahan, begitu juga terhadap surakarta. Raffles minta raja-raja melakukan perjanjian tersebut dilakukan dalam praktek. Sunan dan sultan yang satu sama lain mempunyai hubungan rahasia (dari pihak sultan dengan perantaraan sumadiningrat) memiliki pikiran yang sama tentang hal itu dan menolak permintaan raffles.

 

Latar Belakang Perjanjian Tuntang

Kebangkrutan VOC membuat VOC dihapus pada tahun 1799 dan pemerintahan di Nusantara langsung diserahkan kepada pemerintah kerajaan Belanda pada waktu itu. Dengan bangkrutnya VOC bisa dilihat dengan buruknya serikat dagang VOC seperti adanya kekosongkan kas serta terjadi menumpuknya hutang perusahaan. Dengan hal tersebut VOC tidak bisa menjalankan kegiatan-kegiatannya, faktor-faktor yang menyebabkan VOC bangkrut antara lain:

  • Adanya korupsi di kalangan pegawai VOC.
  • Tidak adanya keterampilan yang cakap, sehingga pegawai VOC pengendalian perdagangan tidak berjalan dengan baik.
  • Banyaknya hutang VOC karena peperangan dengan rakyat pribumi dan juga dengan Inggris.
  • Menurunnya moral para penguasa yang diakibatkan sistem monopoli.
  • Tidak berjalannya verplichte leverantie.

Dengan bangkrutnya VOC maka kaisar Prancis Napoleon Bonaparte memberikan kekuasaan kepada saudaranya dan diangkat menjadi raja Belanda yaitu Louis Bonaparte. Raja Louis Bonaparte memerintahkan Herman Willem Daedels sebagai gubernur jenderal di Hindi-Belanda Tugas Herman Willem Daendels yaitu mempertahankan pulau Jawa dari serangan Inggris serta membereskan keuangan pemerintahan.Herman Willem Daedels menjual tanah negara kepada swasta, untuk mestabilkan keuangan hal tersebut merupakan pelanggaran undang-undang, maka dengan adanya tersebut Herman Willem Daendels digantikan oleh Jansens. Ketika pasukan Inggris menyerang pada 26 Agustus 1811 tidak banyak yang dilakukan oleh Janssens kecuali dengan ke Bogor, mulai dari Janssens menarik mundur ke daerah Semarang.

Dengan adanya tambahan dari pasaukan Eropa yang berada di Semarang dan Surabaya beserta prajurit dari Kraton Surakarta dan Yogyakarta untuk membantu pihak Belanda menghadapi Inggris. Dengan serangan menggempur dari pihak Inggris sehingga Inggris menbuat Janssen mundur sehingga Janssen dan pasukan terpaksa mundur ke Tuntang. Dan pada akhirnya Janssen menyatakan menyerah kepada Jenderal Auchmuty, Belanda mengalami kekalahan perang oleh tentara Inggris sehingga tercetuslah perjanjian Tuntang.

 

Kemunduran Voc

Tahun 1799, VOC mengalami masa kemunduran. Kemunduran tersebut diakibatkan oleh faktor-faktor berikut.

  1. Gencarnya persaingan dari negara Prancis dan Inggris.
  2. Korupsi dan pencurian yang dilakukan pegawai VOC.
  3. Maraknya perdagangan gelap di jalur monopoli VOC.
  4. Besarnya anggaran belanja VOC tidak sebanding dengan pemasukannya.

 

Pembubaran Voc

  1. Louis Napoleon Bonaparte, sebagai Raja Belanda, memutuskan supaya VOC dibubarkan pada 31 Desember 1799.
  2. Louis Napoleon Bonaparte kemudian menunjuk Herman Willem Daendels sebagai gubernur jendral di Indonesia.

 

 

Tokoh dalam Perjanjian Tuntang

Terdapat 2 tokoh utama yang terlibat dalam perjanjian Tuntang yaitu Janssens selaku gubernur jendral Hindia Belanda serta Thomas Stamford Raffles, pemimpin Inggris yang nantinya akan menjalankan pemerintahan di Hindia-Belanda atas nama kerajaan Inggris.

  • Jan Willem Janssens

Jannsens merupakan salah satu tokoh utama dalam pelaksanaan Perjanjian Tuntang.Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, Janssens merupakan seseorang yang menggantikan posisi Herman Willem Daendels dalam jabatannya menjadi gubernur jenderal Hindia Belanda.Jika diruntut, Janssens merupakan orang ke 37 yang memegang jabatan Gubernur Jendral Hindia Belanda. Dirinya mulai menjabat mulai 15 Mei 1811 sampai tanggal 18 September 1811.Ketika dirinya dipilih sebagai pengganti Daendels, keadaan pada saat itu sedang genting dengan hutang yang banyak dan ancaman serangan Inggris.

Akan tetapi, dirinya juga tidak mampu mempertahankan keberadaan Pemerintahan Hindia Belanda di Indonesia.Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya yaitu ketidakcakapan prajurit yang merupakan peninggalan pada masa jabatan Daendels. Faktor inilah yang menyebabkan pasukannya tidak mampu melawan serangan dari pihak Inggris.Karena itu, Janssens terpaksa mengakui kekalahannya pada 18 September 1811 pada Inggris.

Dirinya menyerah di hadapan Thomas Stamford Raffles ketika dilaksanakannya Perjanjian Tuntang. Masa kepemimpinannya yang tidak lama, menyebabkan dirinya tak mampu meninggalkan apapun untuk diwariskan.Dengan melihat kinerjanya selama menjabat, dapat disimpulkan bahwa dirinya baru dapat melaksanakan tugas untuk memastikan bahwa bendera Prancis selalu berkibar di Indonesia dalam kurun waktu 6 bulan.Waktu tersebut sangatlah singkat jika diakumulasikan dengan keseluruhan masa kekuasaan Pemerintahan Hindia Belanda di wilayah Indonesia.

 
  • Thomas Stamford Raffles

Dirinya merupakan seseorang berkebangsaan Inggris yang pernah menjabat sebagai Letnan Gubernur di wilayah Hindia Belanda. Bahkan dikatakan bahwa Raffles merupakan pemimpin yang paling mahsyur dibandingkan dengan pemimpin yang lain.Selain itu, dirinya juga merupakan orang yang mendirikan kota-kota serta negara kota di Singapura.Raffles sangat terkenal dengan kemampuannya untuk menjalankan administrasi pemerintahan. Dirinya diangkat menjadi Letnan Gubernur di Pulau Jawa di tahun 1811.

Kemudian, selang beberapa waktu dibawah kepemimpinannya, Inggris mampu menguasai daerah jajahan Belanda di Indonesia.Setelah keberhasilannya tersebut, dirinya juga dipromosikan untuk menjadi gubernur di wilayah Sumatera. Pada saat itu, Belanda sedang berkuasa dan dipimpin oleh Napoleon Bonaparte, seseorang berkebangsaan Prancis.Semasa dirinya berkuasa di Indonesia, banyak usaha yang telah dilakukannya untuk memperbaiki kondisi hidup masyarakat dan menghasilkan keuntungan dagang bagi Inggris.

Beberapa usaha tersebut diantaranya menghentikan adanya perdagangan budak, otonomi daerah yang dibatasi, memperbarui sistem pertanahan di pemerintahan kala itu, melakukan penyelidikan fauna dan flora, serta melakukan penelitian terhadap peninggalan sejarah, misalnya sastra jawa, Candi Prambanan, dan Candi Borobudur.Bahkan, untuk melakukan penelitian tersebut, dirinya sampai mendalami bahasa Melayu. Sehingga dirinya dapat lancar dalam melakukan penelitian tersebut.Dari hasil penelitian yang dilakukan, ia mendapatkan informasi tentang bagaimana sejarah di Pulau Jawa. Informasi tersebut dibukukan dalam karya History of Java.

 

 

Dampak Perjanjian Tuntang

Perjanjian Tuntang memang memberikan banyak keuntungan bagi pihak Inggris. Bahkan jika dipahami dengan lebih saksama, kesepakatan tersebut sangat merugikan pihak Belanda.Namun, Belanda juga tidak mampu untuk berbuat apapun, sebab posisi mereka sudah menyerah dan kalah perang dengan pasukan Inggris. Transisi kekuasaan ini juga menyebabkan beberapa dampak terhadap pribumi Indonesia yang umumnya adalah positif. Perubahan-perubahan yang dibawa oleh pemerintahan Inggris antara lain adalah

  • Menghapuskan tanam paksa
  • Menghapuskan kerja paksa
  • Tanah menjadi milik pemerintah dan menerapkan konsep sewa tanah atau Land Rent
  • Bupati dan pemimpin daerah merupakan pejabat pemerintah dan melapor kepada pemerintah Inggris

Meskipun terlihat bagus, kebijakan-kebijakan ini masih banyak diselewengkan oleh pihak Inggris, sehingga tidak mampu meningkatkan secara signifikan kesejahteraan masyarakat Indonesia.Terlebih lagi, masyarakat Indonesia tidak semuanya paham dengan sistem administrasi dan perekonomian Inggris yang diterapkan oleh Raffles.

 

 

 Baca Juga: Trikora: Pengertian, Latar Belakang, Tujuan, Isi, Tokoh dan Dampak Trikora

 

Penelusuran terkait

  • latar belakang perjanjian tuntang
  • isi perjanjian bongaya
  • tanggal perjanjian tuntang
  • tuliskan hasil dari kapitulasi tuntang
  • sebutkan wilayah kekuasaan inggris menurut perjanjian tuntang
  • tokoh kapitulasi tuntang
  • sejarah perjanjian tuntang
  • yg menandatangani perjanjian tuntang

Post a Comment for " Perjanjian Tuntang: Sejarah, Latar Belakang, Tokoh, isi Perjanjian Dan Dampak Perjanjian Tuntang"