Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pengertian Jujur Menurut Imam al-Ghazali dan Para Ahli Beserta Macam-macam Sifat Jujur dalam Agama Islam

Pengertian Jujur, Contoh dan Jenis Perilaku Jujur

Definisi dan Pengertian Jujur

Pengertian jujur dilihat dari segi bahasa adalah mengakui, berkata, atau pun memberi suatu informasi yang sesuai dengan apa yang benar-benar terjadi/kenyataan. Dari segi bahasa, jujur dapat disebut juga sebagai antonim atau pun lawan kata bohong yang artinya adalah berkata tau pun memberi informasi yang tidak sesuai dengan kebenaran.
Jika diartikan secara lengkap, maka jujur merupakan sikap seseorang ketika berhadapan dengan sesuatu atau pun fenomena tertentu dan menceritakan kejadian tersebut tanpa ada perubahan/modifikasi sedikit pun atau benar-benar sesuai dengan realita yang terjadi. Sikap jujur merupakan apa yang keluar dari dalam hati nurani setiap manusia dan bukan merupakan apa yang keluar dari hasil pemikiran yang melibatkan otak dan hawa nafsu.


Pengertian Jujur Menurut Para Ahli

Agar lebih memahami apa itu jujur, maka kita dapat merujuk pada pendapat beberapa ahli berikut ini:
1. Mohamad Mustari
Menurut Mohamad Mustari (2011: 13-15), pengertian jujur adalah suatu perilaku manusia yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, baik terhadap dirinya maupun pihak lain.
2. Nurul Zuriah
Menurut Nurul Zuriah (2008: 49), pengertian jujur adalah suatu nilai dan prinsip yang harus ditanamkan dalam diri seseorang sejak pendidikan dasarnya. Misalnya melakukan koreksi hasil ujian secara silang di dalam kelas.
3. Dharma Kesuma dkk
Menurut Dharma Kesuma dkk (2012: 16), pengertian jujur adalah suatu keputusan yang dimiliki seseorang dalam mengungkapkan perasaannya, kata-kata, dan perbuatannya, bahwa kenyataan yang ada benar-benar terjadi dan tidak dimanipulasi dengan cara meniru atau berbohong agar mendapatkan keuntungan untuk dirinya sendiri.


Sikap Jujur Menurut Imam al-Ghazali


Menurut al-Ghazali kata jujur dapat diartikan dalam berbagai makna. Pertama adalah jujur dalam perkataan, jujur dalam niat dan kehendak, jujur di dalam azam (tekad), jujur di dalam menunaikan azam, jujur di dalam perbuatan dan yang terakhir jujur di dalam mengimplementasikan maqamat di dalam agama. Berikut kami paparkan masing-masing dari pengertian jujur di atas.

Pertama, jujur dalam lisan;  jujur dalam lisan atau ucapan berkaitan langsung dengan informasi atau berita yang disampaikan, apakah itu benar atau salah. Baik yang telah berlalu maupun yang akan terjadi. Menurut al-Ghazali kejujuran ini akan semakin lengkap jika seseorang tidak terlalu membesar-besarkan informasi. Karena menurut al-Ghazali, hal itu dekat dengan kedustaan. Dan kedua, memperhatikan makna jujur secara seksama agar tidak bercampur dengan syahwat keduniaan.

Kedua, jujur dalam niat dan kehendak. Jujur dalam hal ini terkait langsung dengan keikhlasan. Tidak ada dorongan sedikitpun kecuali hanya karena Allah. Jika niat dan kehendak seseorang bercampur dengan nafsu maka batal kejujuran niat tersebut. Dan orang  yang niatnya bercampur dengan nafsu bisa dikategorikan sebagai orang yang berdusta. Kejujuran yang kedua ini tercermin dalam hadis Nabi yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah.
فَقَالَ : مَا عَمِلْتَ فِيهَا ؟ قَالَ : تَعَلَّمْتُ الْعِلْمَ وَقَرَأْتُ الْقُرْآنَ وَعَمِلْتُهُ فِيكَ ، قَالَ : كَذَبْتَ ، إِنَّمَا أَرَدْتَ أَنْ يُقَالَ فُلاَنٌ عَالِمٌ ، وَفُلاَنٌ قَارِئٌ ، فَقَدْ قِيلَ ، فَأُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ حَتَّى أُلْقِيَ فِي النَّارِ
..kemudian ditanyakan (kepadanya): “Apa yang engkau perbuat sewaktu di dunia?” ia menjawab: “Aku menuntut ilmu dan membaca Alquran serta mengamalkannya di jalan-Mu.” Lalu dijawab, “Bohong! Kamu melakukannya hanya ingin disebut sebagai orang yang alim, yang qari.” Kemudian Allah memerintahkan untuk disungkurkan wajahnya dan dilemparkan ke dalam api neraka. (HR. Hakim)

Ketiga, jujur dalam azam (tekad); sebelum seseorang melakukan sesuatu kadangkala seseorang memiliki tekad terlebih dahulu sebelum mengimplementasikannya. Contohnya adalah jika seseorang mengatakan jika Allah memberiku harta maka aku akan mensedekahkan sekian dari harta tersebut. Kejujuran tekad yang dimaksudkan di sini adalah kesempurnaan dan kekuatan tekad tersebut.  Tekad yang benar atau jujur tidak akan ragu atau goyah sedikitpun.

Keempat, jujur dalam menunaikan azam (tekad); Maksudnya adalah ketika seseorang telah memiliki azam dan ia memiliki peluang untuk melaksanakan azamnya. Ketika ia tidak menunaikan apa yang menjadi tekadnya maka itu bisa dikatakan sebagai kebohongan atau ketidak jujuran.

Kelima, jujur dalam perbuatan; adalah usaha seseorang untuk menampilkan perbuatan lahiriah agar sesuai dengan apa yang ada di dalam hatinya. Berbeda dengan riya’, riya’ berati perbuatan baik secara lahir tidak sama dengan niat buruk di dalam hati. Seseorang yang antara perbuatan lahir dan niatnya berbeda tanpa adanya maksud yang disengaja. menurut al-Ghazali hanya dikatakan sebagai orang yang tidak jujur dalam perbuatan.
Keenam, jujur dalam mengimplementasikan maqamat di dalam agama seperti jujur di dalam khauf (takut kepada Allah), raja’ (berharap kepada Allah), zuhud dan lain sebagainya. Ini adalah tingkatan jujur yang paling tinggi. Seseorang dapat dikatakan jujur dalam tahap ini ketika ia telah mencapai hakikat yang dimaksud dalam khauf, raja’ atau zuhud yang dikehendaki. Tingkatan jujur ada dalam ajaran sufi yang ada dalam Islam.

Pengertian Jujur Dalam Agama Islam

Menurut pandangan agama islam, jujur merupakan sifat yang harus dimiliki semua umatnya. Kejujuran dalam islam menjadi salah satu tonggak utama dalam kehidupan sehari-hari. Dalam agama islam jujur dibagi menjadi 5 bagian sebagai berikut:
  1. Shidiq Fil Qolbi – Sifat jujur yang penerapannya didalam hati manusia.
  2. Shidiq Fil Hadist – Sifat jujur yang penerapannya bisa dilihat pada perkataan yang diucapkan.
  3. Shidiq Fil Amal – Sifat jujur yang penerapnnya terdapat pada amal perbuatan, meliputi aktivitas sehari-hari.
  4. Shidiq Fil Wa’d – Sifat jujur yang penerapannya terdapat pada sebuah janji yang diucapkan oleh seseorang.
  5. Shidiq Fil Khall – Sifat jujur yang penerapannya terdapat pada kenyataan apa saja yang terjadi di dalam kehidupan manusia.

Manfaat Bersikap Jujur

Pada dasarnya bersikap jujur adalah sesuatu yang sangat baik bagi semua pihak. Mengacu pada definisi jujur, adapun beberapa manfaat jujur adalah sebagai berikut:
  • Dengan bersikap jujur maka seseorang akan memiliki perasaan yang lebih tenang dan lebih bahagia dalam menjalani kehidupannya.
  • Orang-orang jujur diangggap memiliki integritas dan dapat dipercaya oleh orang lain sehingga umumnya mereka lebih sukses dalam hidupnya.
  • Dengan bersikap jujur maka seseorang telah memberikan kebaikan terhadap diri sendiri dan juga bagi orang lain.
  • Terbiasa bersikap jujur akan membentuk pribadi yang lebih bertanggungjawab, amanah, dan dapat dipercaya untuk hal-hal besar.
  • Dengan bersikap jujur maka seseorang akan mendapatkan empati dan simpati dari pihak lain.
  • Terbiasa bersikap jujur akan menjauhkan diri dari berbagai tindakan yang melanggar norma dan hukum negara. Misalnya korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Manfaat atau Hikmah dari Perilaku Jujur

Sifat – Sifat Kejujuran Dibagi Beberapa Hal

Imam al-Gazali membagi sifat jujur atau benar (siddiq) sebagai berikut.
  • Jujur dalam niat atau berkehendak, yaitu tiada dorongan bagi seseorang dalam segala tindakan dan gerakannya selain dorongan karena Allah Swt.
  • Jujur dalam perkataan (lisan), yaitu sesuainya berita yang diterima dengan yang disampaikan. Setiap orang harus dapat memelihara perkataannya. Ia tidak berkata kecuali dengan jujur. Barangsiapa yang menjaga lidahnya dengan cara selalu menyampaikan berita yang sesuai dengan fakta yang sebenarnya, ia termasuk jujur jenis ini. Menepati janji termasuk jujur jenis ini.
  • Jujur dalam perbuatan/amaliah, yaitu beramal dengan sungguh-sungguh sehingga perbuatan zahirnya tidak menunjukkan sesuatu yang ada dalam batinnya dan menjadi tabiat bagi dirinya.
Kejujuran merupakan fondasi atas tegaknya suatu nilai-nilai kebenaran, karena jujur identik dengan kebenaran. Allah Swt. berfirman:
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kamu kepada Allah Swt. dan ucapkanlah perkataan yang benar.” (Q.S. al-Ahzāb/33:70)

Orang yang beriman perkataannya wajib setimpal dengan perbuatannya sebab sangat berdosa besar untuk orang- orang yang tidak sanggup membiasakan perkataannya dengan perbuatan, ataupun berbeda apa yang di lidah serta apa yang diperbuat.
Allah Swt. berfirman,“ Wahai orang - orang yang beriman! Kenapa kalian berkata suatu yang tidak kalian kerjakan? (Itu) sangatlah dibenci di sisi Allah jika kamu mengatakan apaapa yang tidak kamu kerjakan.” (Q.S. as-Saff/61:2-3)
Pesan moral ayat tersebut tidak lain memerintahkan satunya perkataan dengan perbuatan. Dosa besar di sisi Allah Swt., mengucapkan suatu yang tidak diiringi dengan perbuatannya. Sikap jujur bisa menghantarkan pelakunya mengarah kesuksesan dunia serta akhirat. Apalagi, watak jujur merupakan watak yang harus dipunyai oleh tiap nabi serta rasul. Maksudnya, orangorang yang senantiasa istiqamah ataupun tidak berubah- ubah mempertahankan kejujuran, sebetulnya dia sudah mempunyai setengah dari watak kenabian.


  1. Memahami akibat berbohong
  2. Melakukan hal hal positif
  3. Tidak membuat janji jika tidak mampu memenuhi
  4. Yakin bahwa jujur membuat hati lebih tentram
  5. Yakin bahwa dengan berbohong akan dijauhi temna
  6. Menjaga ucapan agar selalu jujur
  7. Membatasi pergaulan dengan teman yang suka berbohong

Kejujuran seseorang lebih baik dilatih sejak kecil agar dapat menjadi seorang yang memiliki sifat  jujur. Namun jika kita saat kecil belum dilatih apakah latihan jujur dari sekarang termasut terlambat? Tidak, tidak ada kata terlambat untuk melakukan kebaikan melalui jujur. Oleh sebab itu sebaiknya segerahlah membiasakan diri untuk selalu jujur, agar hati ini selalu merasa tenang dan damai.
Saran:
  1. Mulailah jujur dari sekarang
  2. Ingatlah bahwa berbohong akan menjerumuskanmu
  3. Dan ingat allah selalu melihat semua kegiatanmu walaupun kamu telah sembunyi


Contoh akibat tidak jujur (berbohong)
1.Merasa tidak tenang
Yanga akan terjadi setelah berbohong adalah rasa ketidak tenangan karena merasa bersalah dan takun dengan apa yang akan terjadi setelah itu. Rasa ini sulit untuk di hilangkan karena takut bila semua kebohongan itu akan terbongkar. Rasa ini akan terus mengikuti kita saat akan berbuat sesuatu apapun.

2.Tidak percaya diri
Sulit untuk percaya diri kerena apa yang selalu dikatakan itu tidak bener atau tidak pernah terjadi. Seperti misalnya kita memamerkan apa yang tidak punya tapi bilang kepada teman jika kita mempunyainya, namu setelah disuruh membuktikan kita tidak bisa membuktikan.

3.Tidak disenangi orang lain
Orang lain tidak akan senang dengan orang yang selalu berbohong karena takut jika perkataan itu memuat kesalah pahaman.
Dan orang yang berbohong sulit untuk dipercaya.

4.Tidak Diberi Pengakuan
Sikap tidak jujur juga menyebabkan prestasi kita buruk.Mereka sudah tidak akan percaya kepada kita apalagi untuk memberikan pengakuan dalam sesuatu.

5.Jadi Kebiasaan
Kelakuan pasti akan jadi kebiasaan.Apabila sudah berkali-kali menciptakan sebuah alasan akhirnya kita akan jadi terbiasa. Setan telah berjaya mempamerkan keberhasilannya dalam menggoda kita. Apabila hati suah diselaputi titik-titik hitam dan titik itu tidak dibersihkan akhirnya hati kita tertutup dari cahaya-cahaya kebenaran.Akhirnya tiada ketenangan dalam jiwa dan hidup tidak akan berkah.


Penelusuran yang terkait dengan Pengertian Jujur
  • pengertian jujur dalam islam
  • pengertian jujur menurut para ahli
  • 1.jelaskan pengertian jujur
  • pengertian jujur brainly
  • pengertian jujur dan adil
  • pengertian jujur menurut para ulama
  • pengertian jujur dan dusta
  • pengertian jujur dalam ucapan

Post a Comment for "Pengertian Jujur Menurut Imam al-Ghazali dan Para Ahli Beserta Macam-macam Sifat Jujur dalam Agama Islam"