Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pengertian Fakta Sosial Meliputi Jenis, Individu, Karakteristik dan Contohnya

 
Pengertian Fakta Sosial, Sifat, Macam, dan Contoh Fakta Sosial Via: pelajaran.co.id
Kata fakta sosial pertama kali diperkenalkan pada abad ke-19 oleh sosiolog Perancis yang bernama Emile Durkheim.  Durkheim menyatakan bahwa sosiologi harus menjadi 'ilmu dari fakta sosial' yaitu membicarakan sesuatu yang umum yang mencakup keseluruhan masyarakat dan berdiri sendiri serta terpisah dari manivestasi  individu. Fakta sosial ini diartikan sebagai gejala sosial yang abstrak, misalnya hukum, struktur sosial, adat kebiasan,nilai, norma, bahasa, agama, dan tatanan kehidupan lainnya yang memiliki kekuasaan tertentu untuk memaksa bahwa kekuasaan itu terwujud dalam kehidupan masyarakat di luar kemampuan individu sehingga individu menjadi tidak tampak.  Selain itu, menurut Emile Durkheim metode sosiologis yang dipraktikkan harus bersandar sepenuhnya pada prinsip dasar bahwa fakta sosial harus dipelajari sebagai materi, yakni sebagai realitas eksternal dari seorang individu. Jika tidak ada realitas di luar kesadaran seorang individu, sosiologi sepenuhnya kekurangan materi.  

Dalam buku Rules of Sociological Method, Durkheim menulis: "Fakta sosial adalah setiap cara bertindak, baik tetap maupun tidak, yang bisa menjadi pengaruh atau hambatan eksternal bagi seorang individu." Dan dapat diartikan bahwa fakta sosial adalah cara bertindak, berfikir, dan merasa yang ada diluar individu dan sifatnya memaksa serta terbentuk karena adanya pola di dalam masyarakat. Artinya, sejak manusia dilahirkan secara tidak langsung ia  diharuskan untuk bertindak sesuai dengan lingkungan sosial dimana ia dididik dan sangat sukar baginya untuk melepaskan diri dari aturan tersebut. Sehingga ketika seseorang berbuat lain dari apa yang diharapkan oleh masyarakat maka ia akan mendapatkan tindakan koreksi, ejekan, celaan, bahkan mendapat sebuah hukuman. Selain itu, fakta sosial memiliki 3 sifat yaitu: eksternal, umum (general), dan memaksa (coercion).
  1. Eksternal - Eksternal artinya fakta tersebut berada diluar pertimbangan-pertimbangan seseorang dan telah ada begitu saja jauh sebelum manusia ada didunia.
  2. Koersif (Memaksa) - Fakta ini memeliki kekuatan untuk menekan dan memaksa individu menerima dan melaksanakannya. Dalam fakta sosial sangat nyata sekali bahwa individu itu dipaksa, dibimbing, diyakinkan, didorong dengan cara tertentu yan dipengaruhi oleh berbagai tipe fakta sosial dalam lingkungan sosialnya.  Artinya, fakta sosial mempunyai kekuatan untuk memaksa individu untuk melepaskan kemauannya sendiri sehingga eksistensi kemauannya terlingkupi oleh semua fakta social.
  3. Menyebar/umum (General) - Fakta sosial itu bersifat umum atau tersebar secara meluas dalam suatu masyarakat. Dengan kata lain, fakta sosial ini merupakan milik bersama, bukan sifat individu perseorangan.

Dari karakteristik di atas, dapat ditarik benang merahnya bahwa fakta sosial mengarahkan pada sesuatu yang ada diluar individu yang mengharuskannya untuk mengikuti adat istiadat, sopan santun, dan tata cara penghormatan yang lazim dilakukan sebagai anggota masyarakat dan melakukan hubungan antar individu dengan individu lain dalam suatu masyarakat. Dengan perkataan lain, fakta sosial seperti tindakan individu dalam melakukan hubungan dengan anggota masyarakat lain yang berpedoman dengan norma-norma dan adat istiadat seseorang sehingga ia melakukan hubungan-hubungan terpola dengan anggota masyarakat lain.

Fakta sosial ini menurut Durkheim terdiri atas dua macam :
  1. Dalam bentuk material : Yaitu barang sesuatu yang dapat disimak, ditangkap, dan diobservasi. Fakta sosial inilah yang merupakan bagian dari dunia nyata contohnya arsitektur dan norma hukum.
  2. Dalam bentuk non-material : Yaitu sesuatu yang ditangkap nyata ( eksternal ). Fakta ini bersifat inter subjective yang hanya muncul dari dalam kesadaran manusia, sebagai contao egoisme, altruisme, dan opini.

Penjelasan mengenai fakta sosial dapat dilakukan melalui 2 cara, yaitu :
  • Penjelasan sebab-akibat
Fakta sosial harus dijelaskan berdasarkan fakta-fakta sosial yang mendahuluinya sehingga dapat mengetahui sebab dari terbentuknya fakta sosial tersebut. Setelah sebab tersebut ditemukan, selanjutnya mencari  penyebab fakta sosial tersebut masih ada. Kenyataan bahwa fakta sosial itu masih ada selanjutnya dapat dijelaskan berdasarkan fungsi yang dimilikinya.
  • Penjelasan fungsional
Fungsi suatu fakta sosial harus selalu ditemukan dalam hubungannya dengan suatu tujuan sosial lainnya. Ini berari bahwa harus diteliti apakah ada persamaan antara fakta yang ditinjau dengan keperluan-keperluan umum dari organisme sosial itu dan dimana letak persesuaiannya.

Tujuan Fakta Sosial

Awalnya penemuan fakta sosial Durkheim dipandang signifikan karena menjanjikan kemungkinan untuk bisa mempelajari perilaku seluruh masyarakat bukan hanya individu tertentu saja. Para ahli sosiologi modern merujuk ke penelitian Durkheim untuk dua tujuan yang cukup berbeda, yaitu:
  1. Sebagai demonstrasi grafis tentang seberapa hati-hati seharusnya peneliti sosial memastikan data yang dikumpulkan untuk analisis akurat. Tingkat bunuh diri yang dilaporkan dalam penelitian Durkheim, sekarang menjadi jelas, sebagian besarnya merupakan artefak cara pengklasifikasian suatu kematian sebagai “bunuh diri” atau “bukan bunuh diri” dalam masyarakat yang berbeda. Sebenarnya apa yang ia temukan bukanlah “tingkat bunuh diri” yang berbeda sama sekali namun yang ditemukan olehnya adalah cara berbeda untuk memikirkan tentang bunuh diri.
  2. Sebagai titik awal untuk masuk ke dalam penelitian tentang arti sosial dan cara dimana tindakan individu yang nyata identik sering kali tidak dapat diklasifikasikan secara empiris. “Tindakan” sosial hingga tindakan individu yang bersifat pribadi seperti bunuh diri dalam pandangan modern ini, selalu dilihat oleh para aktor sosial. Untuk itu, menemukan “fakta sosial”, biasanya tidak mungkin dilakukan, tapi menemukan cara bagaimana individu memandang dan mengklasifikasikan suatu tindakan tertentu menawarkan wawasan yang sangat luas.


Bentuk Fakta Sosial

Jenis dan bentuk mengenai fakta sosial ini, mengeacup pada pandangan Emil Durkehim yang menjelasakan bahwa macam-macam fakta sosial dalam masyarakat, antara lain adalah sebagai berikut;

1.Fakta Sosial Material

Bentuk dan macam fakta sosal pertama, adanya metarial artinya fakta sosial secara langsung dapatlah disimak, diobservasi, dan dilakukan penelitian sosial yang mempengaruhinya. Tidak serta merta begitu saja ada dan timbulnya. Contoh nyatanya fakta sosial material adalah bangunan dalam arsitektur dan norma hukum dalam masyarakat

2.Fakta Sosial Non-Material

Non-material adalah salah satu jenis fakta sosial yang diatnggap secara tidak nyata karena hakekatnya bentuk fakta sosial ini berasal dari eksternal. Contoh pada bentuk fakta sosial ini antara lain, yakni sikap egoisme, altruisme, atau tindakan manusia beruapa opini.


Pengertian Fakta Sosial, Bentuk, Sifat, dan Contohnya Via: Keperpus.com

  • MoralitasPerspektif

Durkheim tentang moralitas terdiri dari dua aspek. Pertama, Durkheim yakin bahwa moralitas adalah fakta sosial, dengan kata lain, moralitas bisa dipelajari secara empiris, karena ia berada di luar individu, ia memaksa individu, dan bisa dijelaskan dengan fakta-fakta sosial lain. Artinya, moralitas bukanlah sesuatu yang bisa dipikirkan secara filosofis, namun sesuatu yang mesti dipelajari sebagai fenomena empiris.Kedua, Durkheim dianggap sebagai sosiolog moralitas karena studinya didorong oleh kepeduliannya kepada “kesehatan” moral masyarakat modern.
  •  Kesadaran Kolektif

Durkheim mendefinisikan kesadaran kolektif sebagai berikut; “seluruh kepercayaan dan perasaan bersama orang kebanyakan dalam sebuah masyarakat akan membentuk suatu sistem yang tetap yang punya kehidupan sendiri, kita boleh menyebutnya dengan kesadaran kolektif atau kesadaran umum.Dengan demikian, dia tidak sama dengan kesadaran partikular, kendati hanya bisa disadari lewat kesadaran-kesadaran partikular”.Ada beberapa hal yang patut dicatat dari definisi ini.Pertama, kesadaran kolektif terdapat dalam kehidupan sebuah masyarakat ketika dia menyebut “keseluruhan” kepercayaan dan sentimen bersama. Kedua, Durkheim memahami kesadaran kolektif sebagai sesuatu terlepas dari dan mampu menciptakan fakta sosial yang lain. Kesadaran kolektif bukan hanya sekedar cerminan dari basis material sebagaimana yang dikemukakan Marx.Ketiga, kesadaran kolektif baru bisa “terwujud” melalui kesadaran-kesadaran individual.Kesadaran kolektif merujuk pada struktur umum pengertian, norma, dan kepercayaan bersama. Oleh karena itu dia adlah konsep yang sangat terbuka dan tidak tetap. Durkheim menggunakan konsep ini untuk menyatakan bahwa masyarakat “primitif” memiliki kesadaran kolektif yang kuat, yaitu pengertian, norma, dan kepercayaan bersama , lebih dari masyarakat modern.
  • Representasi Kolektif

Contoh representasi kolektif adalah simbol agama, mitos, dan legenda populer. Semuanya mempresentasikan kepercayaan, norma, dan nilai kolektif, dan mendorong kita untuk menyesuaikan diri dengan klaim kolektif. Representasi kolektif juga tidak bisa direduksi kepada individu-individu, karena ia muncul dari interaksi sosial, dan hanya bisa dipelajari secara langsung karena cenderung berhubungan dengan simbol material seperti isyarat, ikon, dan gambar atau berhubungan dengan praktik seperti ritual.
  • Arus Sosial

Menurut Durkheim, arus sosial merupakan fakta sosial yang tidak menghadirkan diri dalam bentuk yang jelas. Durkheim mencontohkan dengan “dengan luapan semangat, amarah, dan rasa kasihan” yang terbentuk dalam kumpulan publik.
  • Pikiran Kelompok

Durkheim menyatakan bahwa pikiran kolektif sebenarnya adalah kumpulan pikiran individu. Akan tetapi pikiran individual tidak secara mekanis saling bersinggungan dan tertutup satu sama lain. Pikiran-pikiran individual terus-menerus berinteraksi melalui pertukaran simbol: mereka megelompokkan diri berdasarkan hubungan alami mereka, mereka menyusun dan mengatur diri mereka sendiri. Dalam hal ini terbentuklah suatu hal baru yang murni bersifat psikologis, hal yang tak ada bandingannya di dunia biasa.

  • Fakta sosial
Fakta sosial adalah  perbuatan-perbuatan yang ada diluar individu secara terpisah, umum, dan memaksa karena fakta itu tidak dapat terlepas dari individu-individu secara bersama-sama serta memaksakan individu berbuat sesuai dengan keadaan masyarakatnya. Jadi fakta sosial tidak menyatu dengan individu-individu secara utuh tetapi juga tidak bisa lepas dari individu-individu tersebut. Inti dari fakta sosial ini yaitu adanya tindakan yang dilakukan disebabkkan karena adanya pola dalam hubungan sosial itu sendiri.
  • Fakta individu
Sedangkan fakta individu , sering disebut sebagai fakta organis atau fakta psikis. Fakta organis ini merupakan tindakan yang dilakukan dengan didasari kesadaran individu itu sendiri. sehingga tidak ada bentuk intervensi dari luar yang memaksa seseorang untuk melakukan tindakan tersebut karena tidak memerlukan sebuah pola dalam sistem sosial.
Menurut Emile Durkheim, fakta sosial tidak dapat direduksi menjadi fakta individu, karena ia memiliki eksistensi yang independen ditengah-tengah masyarakat. Fakta sosial sesungguhnya suatu kumpulan dari fakta-fakta individu akan tetapi kemudian diungkapkan dalam suatu realitas yang riil. Memang tidak dapat dipungkiri bahwa fakta sosial dihasilkan oleh pengaruh dari fakta psikis (sui generis).

Contoh Fakta Sosial

Contoh nyata mengenai fakta sosial dalam kehidupan sehari-hari dan ada di dalam kajian masyarakat, antara lain adalah sebagai berikut;
  1. Ritualisme Agama, ada beragama bentuk ritualisme dalam bergama misalnya untuk seorang muslim melakukan sholat tepat pada waktunya, umat kritiani melakukan sembahyang pada hari minggu. Contoh ini adalah bagian daripada fakta sosial dalam bentuk baku dan mamaksa umatnya, sebagai upaya membentuk ketaqwaan kepada Tuhan yang menciptakan alam.
  2. Nepotisme, bagian daripada contoh fakta sosial dalam masyarakat, misalnya bsaja noeptisme. Disadari atau tidak, fakta sosial ini ada dalam diri manusia, yang lebih mengutamakan seseorang yang dekat dengan kita. Baik keluarga ataupun tentangga dekat dan kerabat.
  3. Praktek-praktek agama atau sekuler yang terkandung dalam norma dan lembaga juga merupakan contoh fakta sosial dalam bentuk baku dari kelompok praktik yang diambil secara kolektif.
  4. Siswa diwajibkan untuk berseragam, datang tepat waktu, hormat pada guru dan lainnya. Kewajiban tersebut terdapat dalam tata tertib/aturan dan mempunyai sanksi tertentu apabila dilanggar. Dari contoh ini dapat dilihat adanya cara berpikir, bertindak, berperasaan yang ada di luar individu (sekolah) dan bersifat memaksa/mengendalikan individu (siswa).

 

Contoh Fakta Sosial dalam Kehidupan Sehari-Hari

Contoh terakhir, mengenai fakta sosial dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya saja untuk pelajar SD mengenakan seragam Merah Putih pada hari Senin sampai Kamis, atau SMP yang harus menggunakan Bitu dan Puti, dan SMA yang menggunakan pakain seragam abu-abu dan putih. Contoh menggunakan seragam yang bisa dilihat dalam rutinistas kita terbut adalah fakta sosial yang memaksakan kehendak dan akhirnya bisa di dapatkan sebagai sebuah aturan sosial yang baku dalam lembaga pendidikan yang ada.




DAFTAR PUTAKA

Ritzer, George, TEORI SOSIOLOGI Dari Teori Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Mutakhir Teori Sosial Postmodern. Kreasi Wacana, Yogyakarta, 2009.
Paul Doyle Johnson, TEORY SOSIOLOGI KLASIK DAN MODEREN, PT Gramedia, Jakarta, 1986.
Ishomuddin, PENGANTAR SOSIOLOGI AGAMA, Ghalia Indonesia, Jakarta selatan, 2002.
Dadang khamad, SOIOLOGI AGAMA, PT REMAJA ROSDAKARYA, Bandung, 2002.
Betty R.Scarf, SOSIOLOGI AGAMA,  terj. Machun Husein, Prenada Media, Jakarta Timur, 2004.


Penelusuran yang terkait dengan FAKTA SOSIAL

Post a Comment for "Pengertian Fakta Sosial Meliputi Jenis, Individu, Karakteristik dan Contohnya"