Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pengertian Inflasi Meliputi Penyebab, Jenis, Dampak dan Cara Mengatasinya [ LENGKAP ]

Pengertian Inflasi, Dampak Baik, dan Cara Menghadapinya

Pengertian Inflasi

Inflasi adalah gejala-gejala naiknya harga barang-barang yang sifatnya umum dan terjadi secara terus-menerus. Terjadinya kenaikan harga pada satu barang tidak bisa dikatakan bahwa telah terjadi inflasi. Jika terjadi kenaikan harga pada barang secara temporer, misalnya naiknya harga barang menjelang hari raya maka hal seperti itu tidak dapat dikatakan sebagai inflasi.
Dapat disebut inflasi jika adanya tiga faktor, yang diantaranya:
1. Kenaikan pada harga.
Harga barang-barang dapat dikatakan naik jika harganya menjadi tinggi dari harga-harga sebelumnya, misalnya harga BBM minggu sekarang lebih mahal dibanding minggu kemarin dan perbandingan harganya-pun cukup jauh.
2. bersifat umum.
Kenaikan harga pada suatu barang tidak bisa dikatakan sebagai inflasi jika naiknya harga barang tersebut tidak menimbulkan kenaikan harga-harga barang lainnya, misalnya jika BBM naik cukup tinggi maka harga barang-barang yang lain akan ikut naik, maka hal tersebut dapat dikatakan sebagai inflasi.
3. Berlangsung secara terus menerus.
Naiknya harga pada suatu barang tidak bisa disebut inflasi jika naiknya harga barang tersebut terjadinya hanya sesaat saja.


Pengertian Inflasi Menurut Para Ahli

Selain penjelasan diatas, para ahli dan pakar memiliki pendapat yang berbeda beda dalam mendefinisikan apa itu inflasi. Untuk lebih jelasnya, berikut ini kumpulan pengertian inflasi menurut para ahli secara lengkap,
  • Parkin dan Bade - Inflasi adalah pergerakan ke arah atas dari tingkatan harga. Secara mendasar ini berhubungan dengan harga, hal ini bisa juga disebut dengan berapa banyaknya uang (rupiah) untuk memperoleh barang tersebut.
  • Nopirin (1987:25) Inflasi adalah proses kenaikan harga-harga umum barang-barang secara terus menerus selama peride tertentu. 
  • A. P. Lahnerinflasi - Inflasi adalah suatu keadaan yang di mana sudah terjadinya kelebihan dari suatu permintaan atas barang-barang di dalam suatu perekonomian dengan cara menyeluruh. 
  • Bambang dan Aristanti (2007) Inflasi adalah proses kenaikan harga-harga umum secara terus menerus. Kejadian inflasi akan mengakibatkan menurunnya daya beli masyarakat. Hal ini terjadi dikarenakan dalam inflasi akan terjadi penurunan tingkat pendapatan. 
  • Dwi Eko Waluyo - Inflasi adalah salah satu bentuk dari penyakit-penyakit ekonomi yang sering terjadi dan dialami hampir di semua negara. Kecenderungan dari kenaikan suatu harga-harga pada umumnya dan terjadi secara terus-menerus. 
  • Gerald J. Thuesen dan W. J. Fabrycky - Pengertian Inflasi adalah suatu keadaan yang menggambarkan suatu perubahan atas tingkat harga di dalam sebuah perekonomian. 
  • Investoword - Inflasi adalah kenaikan harga umum keseluruhan barang dan jasa dalam suatu perekonomian yang biasanya diukur dengan indeks harga konsumen (Consumer Price Index) dan Indeks Harga Produsen (Producer Price Index). 
  • Marcus - Inflasi adalah sebuah nilai pada saat tingkat dari suatu harga barang atau pun jasa umumnya yang sedang mengalami kenaikan. 
  • Mc. Eachern - Inflasi merupakan suatu keadaan yang di mana kenaikan secara terus-menerus di dalam rata-rata tingkat suatu harga. jika tingkat harga itu berfluktuasi, maksudnya dengan keadaan pada bulan ini naik bila pada bulan depannya lagi turun, bila pada saat setiap kenaikan kerja itu bukanlah termasuk dalam suatu inflasi. 
  • Nanga - Inflasi adalah suatu gejala ketika tingkat dari 1 harga pada umumnya sedang mengalami kenaikan terus-menerus. Namun, jika keadaan kenaikan pada harga ini terjadi dalam sekali masa saja itu tidak bisa dikatakan dengan terjadi sebuah inflasi.


Jenis-Jenis Inflasi

Bukan hanya faktor-faktor penyebabnya saja yang berbeda-beda, inflasi pun ada beragam jenisnya. Utamanya, jenis-jenis inflasi dapat dibagi berdasarkan 3 hal, yakni tingkat keparahan, penyebab dan sumbernya. Berikut ini kita lihat pembagian secara detilnya:

Jenis Inflasi Berdasarkan Tingkat Keparahannya

Berdasarkan tingkat keparahannya, inflasi dibagi menjadi 4 yaitu:
  • Inflasi Ringan, yaitu inflasi yang mudah untuk dikendalikan dan belum begitu menganggu perekonomian suatu negara. Terjadi kenaikan harga barang/jasa secara umum, yaitu di bawah 10% per tahun dan dapat dikendalikan.
  • Inflasi Sedang, yaitu inflasi yang dapat menurunkan tingkat kesejahteraan masyarakat berpenghasilan tetap, namun belum membahayakan aktivitas perekonomian suatu negara. Inflasi ini berada di kisaran 10% – 30% per tahun.
  • Inflasi Berat, yaitu inflasi yang mengakibatkan kekacauan perekonomian di suatu negara. Pada kondisi ini umumnya masyarakat lebih memilih menyimpan barang dan tidak mau menabung karena bunganya jauh lebih rendah ketimbang nilai inflasi. Inflasi ini berada di kisaran 30% – 100% per tahun.
  • Inflasi Sangat Berat (Hyperinflation), yaitu inflasi yang telah mengacaukan perekonomian suatu negara dan sangat sulit untuk dikendalikan meskipun dilakukan kebijakan moneter dan fiskal. Inflasi ini berada di kisaran 100% ke atas per tahun.

Jenis Inflasi Berdasarkan Penyebabnya

Berdasarkan penyebabnya, inflasi dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:
  • Demand pull inflation, yaitu inflasi yang terjadi karena permintaan akan barang/ jasa lebih tinggi dari yang bisa dipenuhi oleh produsen.
  • Cost push inflation, yaitu inflasi yang terjadi karena terjadi kenaikan biaya produksi sehingga harga penawaran barang naik.
  • Bottle neck inflation, yaitu inflasi campuran yang disebabkan oleh faktor penawaran atau faktor permintaan.

Jenis Inflasi Berdasarkan Sumbernya

Berdasarkan sumbernya, inflasi dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:
  • Domestic inflation, yaitu inflasi yang bersumber dari dalam negeri. Inflasi ini terjadi karena jumlah uang di masyarakat lebih banyak daripada yang dibutuhkan. Inflasi jenis ini juga dapat terjadi ketika jumlah barang/ jasa tertentu berkurang sedangkan permintaan tetap sehingga harga-harga naik.
  • Imported inflation, yaitu inflasi yang bersumber dari luar negeri. Inflasi ini terjadi pada negara yang melakukan perdagangan bebas dimana ada kenaikan harga di luar negeri. Contoh, Indonesia melakukan impor barang modal dari negara lain. Ternyata harga barang-barang modal di negara tersebut naik, kenaikan harga tersebut berdampak bagi Indonesia sehingga mengakibatkan inflasi.
Hal ini bisa terjadi ketika pemerintah menerapkan sistem anggaran defisit, dimana kekurangan anggaran tersebut diatasi dengan mencetak uang baru. Namun, hal tersebut membuat jumlah uang yang beredar di masyarakat semakin bertambah dan mengakibatkan inflasi.


Inflasi yang diukur dengan IHK di Indonesia dikelompokan ke dalam 7 kelompok pengeluaran (berdasarkan the Classification of individual consumption by purpose - COICOP), yaitu :
  1. Kelompok Bahan Makanan
  2. Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau
  3. Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar
  4. Kelompok Sandang
  5. Kelompok Kesehatan
  6. Kelompok Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga
  7. Kelompok Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan



Faktor Penyebab Terjadinya Inflasi

Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab terjadinya inflasi. Berikut adalah beberapa penyebabnya.
  • Inflasi Karena Permintaan (Demand Pull inflation)

faktor penyebab terjadinya inflasiInflasi ini bisa terjadi karena permintaan atau daya tarik masyarakat yang kuat terhadap suatu barang. Inflasi terjadi karena munculnya keinginan berlebihan dari suatu kelompok masyarakat yang ingin memanfaatkan lebih banyak barang dan jasa yang tersedia di pasaran. Karena keinginan yang terlalu berlebihan itu, permintaan menjadi bertambah, sedangkan penawaran masih tetap yang akhirnya mengakibatkan harga menjadi naik.
  • Inflasi Karena Bertambahnya Uang yang Beredar (Quantity Theory Inflation)

Inflasi disebabkan karena bertambahnya uang yang beredar dikemukakan oleh kaum klasik yang menyatakan bahwa ada keterkaitan antara jumlah uang yang beredar dengan harga-harga. Apabila jumlah barang tetap namun jumlah uang yang beredar lebih besar dua kali lipat, maka harga barang pun menjadi lebih mahal dua kali lipat.
  • Inflasi Karena Kenaikan Biaya Produksi (Cost Push Inflation)

Inflasi ini disebabkan karena adanya dorongan kenaikan biaya produksi dalam jangka waktu tertentu secara terus menerus. Secara umum inflasi kenaikan biaya produksi ini disebabkan karena desakan biaya faktor produksi yang terus naik.
  • Inflasi Campuran (Mixed Inflation)


Inflasi campuran ini terjadi karena adanya kenaikan penawaran dan permintaan. Hal ini terjadi karena adanya ketidakseimbangan antara penawaran dan permintaan. Ketika permintaan terhadap suatu barang atau jasa bertambah, kemudian mengakibatkan penyediaan barang dan faktor produksi menjadi turun. Sementara itu, pengganti atau substitusi untuk barang dan jasa tersebut terbatas atau tidak ada. Keadaan yang tidak seimbang ini akan menyebabkan harga barang dan jasa menjadi naik. Inflasi jenis ini akan sangat sulit diatasi atau dikendalikan ketika kenaikan supply akan suatu barang atau jasa lebih tinggi atau setidaknya setara dengan permintaan.
  • Inflasi Karena Struktural Ekonomi yang Kaku (Structural Theory Inflation)


Menjelaskan penyebab inflasi dari segi struktural ekonomi yang kaku. Produsen tidak bisa mencegah dengan cepat kenaikan permintaan yang diakibatkan oleh pertumbuhan penduduk. Akhirnya permintaan sulit dipenuhi saat ada pertumbuhan jumlah penduduk.
  • Utang Nasional

Kita semua tahu bahwa utang nasional yang tinggi pada suatu negara adalah hal yang buruk, tetapi apakah Anda tahu bahwa itu benar-benar dapat mendorong inflasi ke tingkat yang lebih tinggi dari waktu ke waktu? Alasannya adalah bahwa ketika utang negara meningkat, pemerintah memiliki dua pilihan: mereka dapat menaikkan pajak atau mencetak lebih banyak uang untuk melunasi utang.
Kenaikan pajak akan menyebabkan bisnis bereaksi dengan menaikkan harga mereka untuk mengimbangi peningkatan tarif pajak perusahaan. Alternatifnya, jika pemerintah memilih opsi yang terakhir, mencetak lebih banyak uang akan langsung mengarah pada peningkatan jumlah uang beredar, yang pada gilirannya akan menyebabkan devaluasi mata uang dan kenaikan harga (sebagaimana dibahas pada point pertama).
  • Nilai Tukar Mata Uang

Inflasi dapat diperburuk oleh meningkatnya eksposur ke pasar luar negeri. Dalam basis sehari-hari, sebagai konsumen mungkin tidak peduli tentang nilai tukar mata uang, tetapi dalam ekonomi yang semakin global, nilai tukar merupakan salah satu faktor paling penting dalam menentukan tingkat inflasi.
Ketika nilai tukar mata uang begitu banyak sehingga mata uang negara kita menjadi kurang berharga dibandingkan dengan mata uang asing, hal ini membuat barang dan barang asing menjadi lebih mahal bagi konsumen dalam negeri. Sementara secara bersamaan membuat barang, jasa, dan ekspor ke luar negeri menjadi lebih murah untuk konsumen di luar negeri.
Perbedaan nilai tukar antara ekonomi dalam negeri dan mitra dagang luar negeri dapat mendorong penjualan dan profitabilitas perusahaan-perusahaan lokal. Hal ini akan meningkatkan profitabilitas dan daya saing mereka di pasar luar negeri. Tetapi juga memiliki efek simultan dalam membuat barang-barang impor menjadi lebih mahal bagi konsumen di dalam negeri.



Dampak Inflasi

Dampak atau akibat dari inflasi terhadap perekonomian suatu negara yaitu:
  • Berkurangnya investor.
  • Mendorong tingkat suku bangsa.
  • Mendorong tingkat spekulatif.
  • Kegagalan pembangunan.
  • Ketidakpastian ekonomi masa yang akan datang.
  • Daya saing produk nasional berkurang.
  • Defisit neraca pembayaran.
  • Kesejahteraan masyarakat menurun.
Dampak inflasi yang akan timbul terhadap masyarakat adalah:
  • Masyarakat berpenghasilan tetap.
  • Kreditur atau debitur.
  • Memperbesar kesenjangan distribusi pendapatan.
  • Menguntungkan para spekulan.
  • Mempengaruhi para pelaku ekonomi.

 

Cara Mengatasi Inflasi

Inflasi merupakan satu masalah serius bagi kestabilan perekonomian suatu negara. Apabila inflasi tidak segera di atasi maka akan menimbulkan masalah ekonomi, seperti naiknya harga barang, turunnya nilai mata uang, meningkatnya pengangguran, menurunnya kesejahteraan masyarakat dll.
Untuk mengatasi inflasi perlu diadakan kajian-kajian tentang hal tersebut. Para ahli ekonomi sepakat bahwa penyebab inflasi tidak hanya berhubungan dengan jumlah uang yang beredar, di sisi lain jumlah barang dan jasa yang tersedia di masyarakat juga termasuk penyebab timbulnya inflasi.

Dalam hal semacam ini kebijakan sangat dibutuhkan, beberapa kebijakan-kebijakan yang dapat dipakai dalam mengatasi inflasi adala, simak di bawah ini:

Kebijakan Moneter

Pengertian kebijakan moneter adalah segala bentuk kebijakan yang diambil oleh pemerintah di bidang moneter (keuangan) dengan tujuan untuk menjaga kestabilan moneter agar bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Kebijakan moneter sendiri meliputi:
  1. Politik diskonto.
  2. Kebijakan pasar terbuka.
  3. Menaikkan cadangan kas.
  4. Kredit selektif.
  5. Politik sanering.

Kebijakan Fiskal

Pengertian kebijakan fiskal adalah kebijakan yang berhubungan dengan finansial pemerintah. Kebijakan ini bisa dilakukan dengan melalui instrumen berikut:
  1. Menaikkan tarif pajak.
  2. Mengatur pengeluaran dan penerimaan pemerintah.
  3. Melakukan pinjaman pemerintah.

Kebijakan Non Moneter

Pengertian kebijakan non moneter adalah kebijakan yang tidak berhubungan dengan finansial pemerintah maupun jumlah uang yang beredar, cara seperti ini merupakan langkah alternatif untuk menangani suatu inflasi. Kebijakan ini mampu dilakukan melalui:
  1. Mendorong agar pengusaha menaikkan hasil produksinya.
  2. Menekan tingkat rupiah.
  3. Pemerintah melakukan pengawasan harga sekaligus menetapkan harga maksimal.
  4. Pemerintah melakukan distribusi secara langsung.
  5. Penanggulangan inflasi yang sangat parah (hyper inflation) ditempuh dengan cara melakukan pemotongan nilai mata uang (sneering).
Pengertian devaluasi adalah penurunan nilai mata uang dalam negeri terhadap mata uang luar negeri. Apabila hal demikian terjadi biasanya pemerintah melakukan intervensi supaya nilai mata uang dalam negeri tetap stabil.
Istilah devaluasi lebih sering disandingkan dengan menurunnya nilai mata uang di suatu negara terhadap mata uang asing. Devaluasi juga merujuk pada kebijakan pemerintah untuk menurunkan nilai mata uang sendiri terhadap mata uang asing.


Contoh Inflasi


Salah satu contoh inflasi barang konsumsi yang paling menonjol belakangan ini dalam kehidupan sehari-hari adalah kopi. Peminat dari kopi sendiri sangat beragam mulai dari pegawai kantoran, mahasiswa, dan lainnya. Mungkin di 5 tahun kebelakang kopi masih hanya sebuah “teman” saat berbincang sekaligus berkumpul bersama teman. Tetapi sekarang kopi sudah menjadi hal wajib untuk kesehariannya, bahkan sebagian dari mereka sudah memiliki ketergantungan dengan kopi.
Di era sekarang rata-rata harga secangkir atau segelas kopi  ada di sekitar Rp 30.000,-. Nah harga tersebut berpotensi mengalami kenaikan setiap tahunnya dikarenakan adanya inflasi. Perlu diketahui bahwa harga secangkir atau segelas kopi di indonesia sendiri memiliki tingkat inflasi rata-rata 8%-10% per tahun. Kita bisa lihat tabel dibawah: 

Inflasi 2019 2020 2025 2030
10% / Tahun Rp. 30.000, / Kopi Rp. 33.000,- / Kopi Rp. 54.000,- / Kopi Rp. 86.000,- / Kopi
 
Tabel diatas menampilkan harga rata-rata kopi di tahun ini senilai Rp. 30.000,- / kopi,. Dengan asumsi tingkat inflasi secangkir kopi konstan di angka 10% per tahun, maka di tahun 2030 harga kopi bisa mencapai Rp. 86.000,- / kopi. Mungkin di tahun 2019 sampai tahun depan harga kopi masih terjangkau untuk kamu, tapi di 2030 harga kopi tersebut sudah mencapai Rp 86.000,- untuk secangkir kopi.


Contoh Soal Inflasi dan Pembahasan

Soal 1:

Inflasi dapat merugikan berbagai pihak karena mengurangi besarnya nilai riil dari mata uang tersebut. Peran/posisi manakah yang tidak dirugikan oleh adanya inflasi?
a. Pegawai negeri sipil
b. Pemilik tabungan
c. Pensiunan
d. Kreditur (peminjam)
e. Debitur (pemberi pinjaman)

Pembahasan

  • Pegawai negeri sipil (a) dan pensiunan (c) adalah orang-orang yang memiliki penghasilan tetap. Ketika inflasi terjadi maka dengan jumlah uang yang sama yang mereka terima, kemampuan mereka untuk membeli suatu barang akan berkurang, sehingga mereka dirugikan oleh adanya inflasi.
  • Pemilik tabungan (b) juga dirugikan oleh adanya inflasi, karena nilai uang yang ditabungkan di awal, meskipun secara jumlah tetap sama, namun kemampuannya untuk membeli barang berkurang. Oleh karena itu, biasanya bank memberikan pendapatan bunga bagi pemilik tabungan, dengan tujuan untuk mengurangi kerugian akibat adanya inflasi.
  • Debitur (e) mengalami kerugian akibat inflasi, karena jumlah uang yang dipinjamkan, meskipun setelah inflasi dikembalikan dengan jumlah yang sama, namun tidak dapat digunakan untuk membeli barang dengan sama banyaknya.
  • Kreditur (d) adalah orang yang diuntungkan oleh adanya inflasi. Contohnya, satu tahun lalu, Yanto meminjam uang sejumlah Rp 1.000.000,00 untuk digunakan membeli sepeda, ternyata dalam satu tahun terjadi inflasi yang cukup besar, sehingga harga sepeda pada tahun berikutnya mencapai Rp 1.200.000,00. Dengan demikian Yanto beruntung, karena meskipun secara nominal mengembalikan dengan jumlah yang sama (sebesar Rp 1.000.000,00) namun secara riil nilai dari uang yang dikembalikan oleh Yanto tersebut sudah berkurang (karena sudah tidak bisa digunakan untuk membeli barang yang sama, yang bisa dibelinya tahun lalu).
Jawaban: (d).

Soal 2:

Inflasi dapat diatasi dengan berbagai cara, manakah cara mengatasi inflasi yang tidak dapat dilaksanakan oleh bank Indonesia?
a. Dengan melakukan kebijakan giro wajib minimum
b. Dengan melakukan kebijakan diskonto
c. Dengan melakukan kebijakan pasar terbuka
d. Dengan memberikan himbauan kepada bank umum untuk mengurangi jumlah kredit yang disalurkan pada masyarakat
e. Dengan meningkatkan besarnya tarif pajak pendapatan bagi masyarakat

Pembahasan

Jawaban (a), (b), dan (c) merupakan kebijakan moneter yang dapat dilakukan oleh bank Indonesia. Pemberian himbauan (d) juga merupakan langkah yang bisa dilakukan oleh bank Indonesia sebagai usaha untuk mengurangi jumlah uang yang beredar. Sementara peningkatan tarif pajak (e) merupakan kebijakan fiskal yang kewenangannya ada pada pemerintah.
Jawaban: (e)


Sekian artikel tentang pengertian inflasi, jika kalian menemukan kesalahan atau kekurangan kami mohon maaf dan semoga artikel ini dapat bermanfaat.

Penelusuran yang terkait dengan Pengertian Inflasi
  • pengertian inflasi menurut para ahli
  • contoh inflasi
  • dampak inflasi
  • inflasi di indonesia
  • faktor penyebab inflasi
  • jenis inflasi
  • cara mengatasi inflasi
  • materi inflasi

Post a Comment for "Pengertian Inflasi Meliputi Penyebab, Jenis, Dampak dan Cara Mengatasinya [ LENGKAP ]"